Senin, 10 Agustus 2009

DIKTAT2

BAB I
I. MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki alat-alat musik dan budaya yang beraneka ragam yang disebut musik daerah. Musik daerah adalah musik yang lahir dari budaya daerah dan diwariskan secara turun temurun yang secara umum disebut musik tradisional. Oleh karena itu alat musik maupun lagunya menjadi sifat unsur kesederhanaan dan kedaerahan.

Alat musik tradisional Nusantara dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis sesuai dengan fungsi pengelompokannya, antara lain:
 Chordophone : Instrumen yang sumber bunyinya berasal dari dawai. Contoh: Sasando, Siter/Rebab, Celempung, dll.
 Aerophone : Instrumen yang sumber bunyinya berasal dari udara yang di tiup. Contoh: Seruling, Kledi, dll.
 Membranophone : Instrumen yang sumber bunyinya berasal dari kulit membran. Contoh: Kendang, Ketipung, dll
 Idiophone : Instrumen yang sumber bunyinya berasal dari alat itu sendiri. Contoh: Gong, Saron, Bonang dll

Berikut ini beberapa nama alat musik tradisipnal dan lagu daerah yang berkembang di masyarakatnya:
a. Propinsi Sumatera Utara / Sumut

Alat Musik Tradisional : Arumba, Doli-doli, Druri dana, Faritia, Garantung, Gonrang, Hapetan,

Lagu Daerah : Say Selamat Masineger, Leleng Ma Hupaima Ima, Dago Inang Sarge, Madedek Magambiri, Meriam Tomong, Sigulempong, Rambadia, Sinanggar Tulo, Piso Surit, dll.





b. Propinsi Sumatera Barat / Sumbar

Alat Musik Tradisional : Saluang, Talempong Pacik

Lagu Daerah : Keparak Tingga, Kambanglah Bungo, Tari Payung, Rang Talu, Lah Laruik Sanjo, Seringgit Dua Kupang, Bareh Solok, Kampuang Nan Jauh Dimato, Malam Baiko, Dayuang Palinggam, Gelang Sipaku Gelang, Tak Tong Tong.

c. Propinsi Jawa Barat / Jabar

Alat Musik Tradisional : Arumba, Calung, Dod-dog, Gamelan Sunda, Angklung, Rebab.

Lagu Daerah : Cing Cang Keling, Sapu Nyere Pegat Simpai, Tokecang, Es Lilin, Pepeling, Nenun, Manuk Dadali, Bubuy Bulan.

d. Propinsi Jawa Tengah / Jateng dan DI Yogyakarta

Alat Musik Tradisional : Gamelan Jawa, Siter / Celempung

Lagu Daerah : Gundul pacul, Suwe Ora jamu, Tekate Dipanah, Gek ke Piye, Lir Ilir, Gambang Suling, Pitik tukung.

e. Propinsi Bali

Alat Musik Tradisional : Gamelan Bali

Lagu Daerah : Putri ayu, Ngusak Asik, Janger, Macepet Cepetan, Tari Bali, Meyong-Meyong

f. Propinsi Nusa Tenggara Barat / NTB dan Nusa Tenggara Timur / NTT

Alat Musik Tradisional : Cungklik, Foi Mere, Sasando, Keloko

Lagu Daerah : Pai Mura Rame, Desaku, Tutu Koda, Helele U Ala de Teang, Potong bebek, Anak Kambing Saya, O Nina Noi, Lereng Wutun, Bole Lebo, O Re Re, Tebe Ona Na.



g. Propinsi Kalimantan Selatan / Kalsel

Alat Musik Tradisional : Babun

Lagu Daerah : Ampar-Ampar pisang, Sapu Tangan Babuncu Ampat, Tumpi Wayu, Palu Lempang Pupoi, Cik Cik Periok.

h. Propinsi Sulawesi Selatan / Sulsel

Alat Musik Tradisional : Alosu, Anak Becing, Basi-Basi, Popondi, Keso-Keso, Lembang

Lagu Daerah : Tondok Kadadiangku, Marencong Rencong, Pakarena, Angin Mamiri, Anak Kukang.

i. Propinsi Maluku

Alat Musik Tradisional : Floit, Nafiri, Totobuang, Tifa

Lagu Daerah : Hela Rotan, Burung Kakatua, Sarinande, Ayo mama, Rasa Sayange, Naik-Naik Kepuncak Gunung, Nona Manis Siapa Yang Punya, Waktu Hujan Sore-Sore, Lembe-Lembe, Gunung Salahutu, Burung Tantina.

j. Propinsi Irian Jaya / Papua

Alat Musik Tradisional : Atowo, Tifa, Fu

Lagu Daerah : Yamko Rambe Yamko, Apuse.

Lain-Lain :

- Gerdek berasal dari daerah Dayak Kalimantan

- Kere-kere galang berasal dari daerah Goa

- Kinu berasal dari daerah Pulau Roti

- Kolintang berasal dari daerah Minahasa

- Sampek berasal dari daerah Dayak Kalimantan

- Talindo berasal dari daerah Sulawesi

- Kecapi berasal dari daerah Seluruh Nusantara Umumnya di Jawa

- Kledi berasal dari daerah Kalimantan

- Serunai berasal dari daerah Sumatera







II. PERKEMBANGAN MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA
Musik sebagai sarana adat istiadat, pengiring tari, pemujaan dan pertunjukkan tidak lepas dari kontak budaya Nusantara. Musik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Musik yang berkembang di Nusantara antara lain :

A. Musik Gambus :
Musik ini berhubungan erat dengan ajaran agama Islam. Gambus sendiri merupakan bentuk dari alat musik sejenis gitar dengan wadah gema yang cembung, memakai tujuh dawai yang ditata secara rangkap seperti Mandoline.
Musik gambus pada umumnya terdiri atas pemain vokal. Lagu-lagu yang dibawakan pada umumnya bertema keagamaan dan persoalan cinta. Alat yang digunakan pada musik gambus terdiri dari Gambus, Rebana, dan Biola.
B. Orkes Melayu :
Musik ini merupakan bentuk dari lagu-lagu melayu asli dan merupakan cikal bakal dari musik melayu yang saat ini dikenal dengan sebutan musik dangdut. Instrumen yang digunakan adalah Akordeon, Gendang melayu/Tabla dan gong kecil.
C. Musik Minang :
Alat musik dari daerah Sumatera Barat ini yang terkenal yaitu Talempong. Talempong adalah alat musik sejenis bonang dari logam perunggu atau besi berbentuk bundar dengan pencu di bagian tengahnya. Alat musik yang digunakan selain Talempong terdiri dari alat musik tiup ( Serunai, Puput Tanduk, Suliang dan rebana), alat musik perkusi ( gendang besar, ketipung, rebana, gendang sendang, Talempoing dan Gong), Alat musik barat (gitar, biola, dan terompet).
Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tari piring yang khas, tari pasambahan, tari gelombang,dll. Talempong digunakan untuk menyambut tamu istimewa. Talempong ini memainkanya butuh kejelian dimulai dengan tangga pranada DO dan diakhiri dengan SI. Talempong diiringi oleh akor yang memainkanya sama dengan memainkan piano.

D. Musik Dayak :
Di daerah Dayak, tepatnya di Banjarmasin terdapat orkes karawitan khas Banjar. Instrumen musik terdiri atas; Rebab, Gender, Gambang, dan Suling (diagonal). Sedangkan untuk Suku Dayak sendiri memiliki instrumen berupa; Suling yang disebut Kledi/Keruri/Kedire, Kasapi/Sampek (semacam lute yang dipetik dengan tubuh dari kayu yang diberi pahatan yang indah), Gong yang disebut Tawak, dan ada dua Gendang besar dan kecil.

E. Musik Minahasa :
Alat musik yang khas adalah Kulintang. Kulintang adalah alat musik sejenis gambang atau Xilophone yang terbuat dari bilahan kayu dan satu perangkat terdiri dari terdiri atas 7 kulintang. Dimainkan dengan tangga nada diatonis. Alat musik lain yang digunakan adalah; Rebana, Gambus, dan Suling. Dalam permainannya kulintang dapat secara instrumental maupun untuk mengiringi nyanyian.
F. Musik Maluku :
Alat musik di Maluku sudah banyak yang hilang. Alat musik di Maluku antara lain; Arababu (Rebab) dengan resonator dari ketipung, Idiokordo yang di sebut tatabuhan, Gong, Korno (alat musik tiup) yang terbuat dari siput.

G. Musik NTT :
Sasando adalah sebuah alat instrumen musik petik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Bentuk sasando ada miripnya dengan instrumen petik lainnya. Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas ke bawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando.
H. Musik Papua :
Musik papua lebih banyak mendapat pengaruh dari Maluku. Namun Instrumennya yang khas adalah Tifa.


III. JENIS INTRUMEN MUSIK NUSANTARA
Kalau kita menganalisa dari perkembangan jenis musik tradisional nusantara, maka bisa kita kelompokan dari unsur bahan musik itu di buat. Kita tahu bahwa bahan dasar pembuatan musik itu terdari dari logam, kayu dan tulang dan kulit. Keempat bahan itu yang banyak digunakan sebagai contah:
Musik berbahan bambu atau kayu:
a. Musik Angklung :
Angklung adalah alat musik tradisional, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar. Pada awalnya Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.
b. Musik Arumba :
Musik ini merupakan alunan rumpun bambu. Secara prinsip hampir sama dengan Angklung, hanya susunannya ditata seperti gambang. Cara memainkannya dengan dipukul. Tokoh Musik Arumba antara lain; Yos Rosadi, Sukardi, Rahmat dan Bill Saragih.
Musik yang berbahan perunggu:

Musik gamelan ini banyak sekali jenis dan ragamnya. Hampir tiap daerah memiliki jenis dan ragam gamelan yang mana berbeda nama dan bahannya. Ada yang berbahan kuningan, perunggu dan juga besi. Jenis nya kalau digolongkan antara lain
1. gamelan jawa
2. gemelan bali
3. gemalan sunda
4. gamelan sumantra / padang
5. gemelan Jakarta. Dll
maka disini kami berikan sebagian contoh saja:
a. Musik Gamelan jawa :
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Musik gamelan juga disebut sebagai musik heterofon karena memiliki pola ritme yang kaya. Para pemain gamelan disebut Niyaga, Penyanyi nya disebut Sinden Waranggana, dan lagu yang di mainkan disebut Gendhing.
Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, "Degung" (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan "madenda" (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.
Dari catatan sejarah, tangga nada sléndro lebih tua daripada tangga nada pélog. Tangga nada sléndro diperkenalkan pada Dinasti Syailendra sekitar abad 8 M. Menurut cerita, tangga nada sléndro ditemukan oleh Dewa Batara Endra atas petunjuk Dewa Shiva. Sedangkan pélog, Menurut Ronggo Warsito diciptakan oleh Prabu Banjaran Sari alias Panji Hino Kartopati alias Joyoboyo pada tahun 1519 M.
Laras sléndro, kadangkala dieja sebagai saléndro, dalam gamelan disebut Pentatonik enharmonis karena terdiri 5 nada dalam satu oktaf (gembyangan). Sruti (interval) setiap nadanya diberi satuan centimeter suara atau sering disebut cent. Sruti-sruti nadanya adalah 240 cent. Sedangkan untuk interval sempurna keempatnya yang lebih sempit, sekitar 480 cent, berbeda dengan interval pelog yang lebih lebar. Kelima nada pada laras sléndro adalah sebagai berikut:
Simbol Nama nada Dibaca
1 Barang Ji
2 Gulu Ro
3 Dadha Lu
5 Lima Ma
6 Enem Nem
i Barang alit ji

Laras pélog sendiri memiliki tujuh nada dalam satu gembyangan (oktaf) dan disebut Heptatonis, tetapi biasanya suatu komposisi akan ditulis dalam 5 nada. Skala pelog dapat dibuat dengan cara merangkaikan interval sempurna keempat dengan sruti yang cukup lebar, sekitar 515 sampai 535 cent. Ketujuh nada tersebut dituliskan sebagai berikut:


Simbol Nama nada Dibaca
1 Panunggul/ bem ji
2 Gulu ro
3 Dadha lu
4 pelog pat
5 lima ma
6 nem nem
7 Barang pi

Kedua laras dalam gamelan Jawa tersebut jika dituliskan secara tangga nada diatonis adalah sebagai berikut:

Nama Laras

Secara Tangga Nada Diatonis


Sléndro

1=do

2=re

3=mi

5=sol

6=la

1=do


Pélog

1=do

3=mi

4=fa

5=sol

7=si

1=do


Nada dalam skala dengan dua sruti yang berbeda, dilambangkan dengan L dan S, adalah: gulu=S, dada=L, pelog=S, lima=S, nem=S, barang=L, bem=S, gulu=S. Dalam hal ini, S adalah sekitar 110-150 cent dan L adalah sekitar 250-300 cent.

Disamping itu, khusus untuk karawitan vokal (tembang) menggunakan laras barang miring. Bakunya laras barang miring adalah laras sléndro, akan tetapi pada vokal (tembang) dan gesekan rebab menggunakan nada-nada yang miring/minir (dinaikkan setengah nada dari nada sléndro). Sehingga apabila terdengar tembangnya saja rasanya seperti laras pélog.
b. Gamelan Degung
Ada beberapa gamelan yang pernah ada dan terus berkembang di Jawa Barat, antara lain Gamelan Salendro, Pelog dan Degung. Gamelan salendro biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang, tari, kliningan, jaipongan dan lain-lain. Gamelan pelog fungsinya hampir sama dengan gamelan salendro, hanya kurang begitu berkembang dan kurang akrab di masyarakat dan jarang dimiliki oleh grup-grup kesenian di masyarakat.
Hal ini menandakan cukup terwakilinya seperangkat gamelan dengan keberadaan gamelan salendro, sementara gamelan degung dirasakan cukup mewakili kekhasan masyarakat Jawa Barat. Gamelan lainnya adalah gamelan Ajeng berlaras salendro yang masih terdapat di kabupaten Bogor, dan gamelan Renteng yang ada di beberapa tempat, salah satunya di Batu Karut, Cikalong kabupaten Bandung. Melihat bentuk dan interval gamelan renteng, ada pendapat bahwa kemungkinan besar gamelan degung yang sekarang berkembang, berorientasi pada gamelan Renteng. Laras degung terdiri dari degung dwiswara (tumbuk: (mi) 2 – (la) 5) dan degung triswara: 1 (da), 3 (na), dan 4 (ti).





IV. CIRI MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA
Perkembangan dari pada budaya nusantara yang pada waktu itu masih sistem kerajaan maka maka di tiap daerah memiliki perbedaan antara satu dan yang lain. Walaupun sama – sama gamelan sebagai contoh dalam gamelan jawa antara Jawa tengah dan Yogyakarta itu ada perbedaan baik dari segi nama maupun bentuk musikalitasnya. Perbedaan itulah yang akan memberi warna dari pada musik nusantara dan juga saling mempengaruhi satu sama lainya.
Berdasarkan pengetahuan tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan terhadap ciri-ciri musik tradisional Indonesia. Antara lain:
• Ide musik tradisi disampaikan tidak melalui tulisan berupa notasi atau partitur, tetapi secara lisan.
• Musik tradisi diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi
• Syair lagu musik berbahasa daerah. Selain itu, alunan melodi dan iramanya juga menunjukkan ciri khas kedaerahannya.
• Musik tradisi melibatkan alat-alat musik daerah dalam komposisinya.
• Musik tradisi umumnya merupakan bagian dari upacara ritual kebudayaan masyaralatnya.
Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Musik Tradisional

Berdasarkan uraian tentang musik dan alat musik tradisional Nusantara, dapat digali nilai-nilai yang terkandung dalam musik tradisional Nusantara, antara lain:
• Nilai-nilai budaya daerah setempat.
Nilai-nilai ini bersifat lokal , tidak nasional atau universal. Sebagai contoh musik angklung yang menjadi musik pengiring pada saat pesta panen.
• Nilai-nilai spiritual atau sakral,
Seperti dalam upacara adat, syukuran, perkawinan, dan kematian. Sebagai contoh musik vokal Kagombe di Sulawesi Tenggara biasa dipakai dalam upacara penyembuhan seseorang yang terkena penyakit cacar.
• Nilai etis yang berupa pesan moral.
Pesan moral disampaikan melalui musik agar anggota masyarakatnya tidak berbuat jahat yang mendatangkan musibah, agar masyarakat menghormati orangtuanya, dan sebagainya.
• Nilai estetis.
Musik tradisi umumnya dipertunjukkan bagi masyarakat, sehingga mereka mendapatkan kesenangan.
• Nilai komersil.
Sebagai contoh, selain sebagai hiburan, musik tradisi dibeberapa daerah juga bernilai komersil. Mereka menerima panggilan pentas dengan harga tertentu.
• Nilai untuk mempertahankan pola-pola / adat lama yang sudah sudah ada.
Musik tradisijuga di pakai sebagai penjaga tradisi kultur dan tradisi musik itu sendiri dari pengaruh luar. Di beberapa daerah di Indonesia sebuah upacara ritual tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya musik tradisi. Musik ini tidak dapat diganti dengan musik yang lain. Selain itu musik juga merupakan sebuah budaya yang menjadikan identitas kulutr dari pendukunganya.



V. FUNGSI MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA
Secara umum fungsi musik tradisional tidak berbeda dengan pengantar seni di kelas satu yang lalu. Bahwa sebuah seni seni memiliki fungsi primer dan sekunder atau fungsi seni itu sendiri dan fungsi di luar seni. Dalam seni musik tradisional nusantara fungsinya antara lain:
Sarana upacara budaya(ritual)
Musik tradisional di indonesia pada umumnya berkaitan erat dengan upacara-upacara ritual masyarakatnya, seperti upacara kematian, perkawinan, kelahiran hingga dalam upacara-upacara keagamaan dan kenegaraan. Bahkan dibeberapa daerah, bunyi-bunyian yang dihasilkan dari instrumen atau alat-alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu, instrumen-instrumen tersebut digunakan sebagai sarana kegiatan adat masyarakat.
.
Sarana hiburan
Musik di Indonesia juga memiliki sarana hiburan bagi masyarakatnya. Dalam hal ini, musik berfungsi sebagai cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian, sekaligus sebagai sarana rekreasi dan pertemuan dengan warga masyarakat lainnya. Umumnya masyarakat daerah di Indonesia sangat antusias menonton berbagai pagelaran.
Saat ini dengan perkembangan media elektronik, kebutuhan masyarakat akan sebuah hiburan akan sangat mudah di peroleh/ dinikmati. Hal ini dengan tersedia peralatan di rumah sudah cukup bisa kita gunakan. Mereka hanya perlu membeli media-media tersebut dan menikmatinya.
Sarana komunikasi
Dalam masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, terdapat bunyi-bunyian yang memiliki arti tertentu bagi warganya. Umumnya, bunyi-bunyian ini memiliki pola ritme tertentu dan menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan.

Sarana keperluan yang lain (fungsi lain )
Diberbagai daerah di Indonesia, permainan musik atau musik yang diciptakan banyak digunakan untuk mengiringi tarian-tarian daerah. Oleh karena itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi oleh musik daerahnya sendiri.

Sarana ekonomi
Bagi para pemain musik tradisional, musik dapat untuk menjadi mata pencaharian tambahan. Seperti dalam upacara-upacara yang mengundang pemain musik dengan memberikan patokan tarif tertentu.







BAB II
I. UNSUR-UNSUR MUSIK NUSANTARA

Pada musik Nusantara, dapat dilihat ada beberapa unsur-unsur musik, antara lain, ritme, tangga nada dan melodi.

A. Ritme

Ritme atau irama adalah suatu bentuk gerak nada yang teratur karena munculnya aksen secara tetap. Keindahan irama akan lebih terasa karena adanya jalinan perbedaan nilai dari satuan bunyi. Oleh karena itu, ritme sering disebut sebagai detak jantungnya musik. Tanpa not, musik masih dapat dibentuk dari kumpulan bunyi tetabuhan ritmis. Sebaliknya, musik tidak akan lengkap tanpa adanya ritme. Sekalipun musik memiliki bermacam macam not dan warna suara.

Lagu daerah memiliki irama yang khas, masing masing timbul dari cara memainkan alat musiknya, khususnya perkusi. Irama umumnya berkaitan dengan beat, metrum (birama) dan tempo.

a. Beat
Beat adalah lamanya suatu nada dinyanyikan atau dibunyikan. Satuan dari beat adalah ketuk. Panjang atau lamanya waktu dari suatu bunyi beat atau ketukan sangat menentukan terhadap ritme. Panjang pendeknya bunyi digambarkan dengan simbol yang disebut dengan not, dan panjang pendeknya diam juga digambarkan dengan simbol yang disebut tanda istirahat.
Not Tanda istirahat Harga not Nilai ketukan
Penuh 4 ketukan
1/2 2 ketukan
1/4 1 ketukan
1/8 1/2 ketukan
1/16 1/4 ketukan
Untuk memperpanjang suatu not dapat juga dengan memberikan tanda legato ( tie ). Tanda ini berupa sebuah garis lengkung yang menghubungkan 2 buah not sama tingginya, dan di mainkan sebagai sebuah not dengan menjumlahkan harga dari kedua not yang mendapatkan tanda legato tersebut. Kalau dalam seni tradisional di sebut dengan metrum.
b. Birama / Measure / Bar
Birama adalah pengelompokan ketukan menjadi beberapa unit hitungan. Birama bisa disebut juga sebagai suatu tanda untuk menunjukkan jumlah ketukan dalam satu ruas birama. Satu ruas birama ditunjukkan oleh batas-batas garis vertikal yang disebut garis birama. Birama ditentukan dari ketukan yang bertekanan (tesis) dan ketukan tidak bertekanan (arsis).
Ada dua jenis birama yaitu tunggal / sederhana (simple time) dan susun / majemuk (compound time). Pada birama sederhana, tiap ketukan habis dibagi dengan 2 not yang sama besar, sedangkan pada birama susun, tiap ketukan habis dibagi dengan 3 not yang sama besar.
1) Birama Sederhana (Simple Time)

Dalam birama sederhana, pembilang dapat merupakan salah satu dari bilangan 1 sampai 12, dan penyebut merupakan salah satu dari harga not (2, 4, 8, 16, dst.)

Perduaan (simple duple) 2/8. 2/4. 2/2

Pertigaan (simple triple) 3/8. 3/4. 3/2

Perempatan (simple quadruple) 4/8. 4/4. 4/2
2) Birama Susun (Compound Time)

Pembilangdalam birama susun adalah sebuah bilangan yang selalu habis dibagi dengan 3, yaitu 6, 9, 12 dan penyebut merupakan salah satu dari harga not (2, 4, 8, 16, dst.). Atau dapat juga dikatakan bahwa penyebut dari birama susun adalah not bertitik.
Perduaan (compound duple) 6/8. 6/4. 6/2
Pertigaan (compound triple) 9/8. 9/4. 9/2
Perempatan (compound quadruple) 12/8. 12/4. 12/ 2
Sering juga dijumpai dalam suatu karya musik adanya perubahan tanda birama, baik dari birama sederhana ke birama susun ataupun sebaliknya. Yang perlu diperhatikan adalah panjang ketukan yang sama atau harga not yang sama.
c. Tempo
Tempo adalah kecepatan lagu, yaitu banyaknyaketukan (beat) dalam satu menitnya. Ukurannya adalah Metronom Maelzel (MM). Berikut ini adalah istilah tempo lagu dari lambat sampai cepat yang biasa dipakai oleh para musisi atau pencipta lagu.
Dalam musik, volume bunyi yang kuat, lembut, dan perubahannya disebut dinamik. Ada banyak tanda dinamik yang digunakan para musisi maupun pencipta lagu untuk menunjukkan karakter sebuah atau serangkai nada dibunyikan. Tanda dinamik berikut ini disusun dari lembut ke keras :

Pianissimo (pp) : sangat lembut

Piano (p) : lembut

Mezzo Piano (mp) : agak lembut (lembutnya sedang)

Mezzo Forte (mf) : agak keras (kerasnya sedang)

Forte (f) : keras

Fortessimo (ff) : sangat keras

Fortepiano (fp) : keras – lembut, mulai keras lalu segera lembut

Crescendo (cresc.) : makin lama makin keras

Decrescendo (decresc.) : makin lama makin lembut

Diminuendo (dim.) : melembutkan nada

Sforzando (sfz) : lebih keras, diperkeras

B. Melodi
Rangkaian nada-nada dalam sebuah notasi pabila dinyanyikan atau dimainkan akan membentuk melodi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa melodi adalah rangkaian nada-nada dalam notasi yang dibunyikan secara berurutan. Melodi dapat juga merupakan suatu ungkapan penuh atau hanya berupa penggalan ungkapan.
Setiap musik daerah mempunyai melodi yang berbeda sesuai dengan karakter dan tangga nada yang digunakan. Melodi yang baik adalah melodi yang terjangkau dan sesuai dengan karakter vokal maupun instrumennya. Artinya, interval nada yang digunakan tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Melodi dalam sebuah lagu dapat bergerak secara mendatar, menaik, atau menurun.

C. Timbre
Apabila terdapat dua orang menyanyikan lagu yang sama dengan tinggi nada yang sama pula tentu akan tetap tampak ada perbedaan. Seperti juga pada sebuah pianika dan gitar tentu terlihat sekali perbedaan karakter suara nya. Perbedaan suara seperti ini yang disebut perbedaan warna suara/nada (timbre)
Manusia memiliki warna nada/suara (Inggris = tone colour, Jerman = klangfarbe) yang berbeda-beda. Berdasakan warna suara manusia dibedakan atas suara orang dewasa dan suara anak-anak.
Suara orang dewasa dibagi lagi menjadi:

Suara Pria, yang terbagi atas:

Suara rendah, disebut Bass dengan wilayah nada F – d’

Suara sedang, disebut Bariton dengan wilayah nada A – f’

Suara tinggi, disebut Tenor dengan wilayah nada C – a’

Suara Perempuan, yang terbagi atas:

Suara rendah, disebut Alto dengan wilayah nada f – d”

Suara sedang, disebut Mezzosopran dengan wilayah nada a – f”

Suara tinggi, disebut Sopran dengan wilayah nada c’ – a”


Suara anak-anak dibagi menjadi:

Jenis suara tinggi dengan wilayah nada c’ – f”

Jenis suara rendah dengan wilayah nada a – d”





II. KREASI MUSIK NUSANTARA

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata Aransemen didefinisikan sebagai berikut.
1. Penyesuaian komposisi musik dengan suara penyanyi atau instrumen lain yang didasarkan pada sebuah komposisi yang telah ada sehingga esensi musiknya telah berubah.
2. Usaha yang dilakukan terhadap sebuah karya musik untuk suatu pergelaran yang pengerjaannya bukan sekedar perluasan teknis, tetapi juga menyangkut pencapaian nilai artistik yang dikandungnya.
Sedangkan dari kamus istilah musik, Aransemen diartikan sebagai hasil gubahan atau membubuhi iringan pada lagu.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Aransemen adalah, kegiatan membuat komposisi musik yang didasarkan pada komposisi musik yang telah ada sebelumnya. Pada kegiatan ini, penata musik (arranger) tidak mengubah komposisi melodi utamanya, melainkan menyusun dan memasukkan unsur-unsur tertentu seperti penambahan Harmoni, Irama, dan gaya ke dalam melodi lagu tersebut. Juga dapat menambahkan jenis alat musik tertentu kedalam melodi lagu agar mendapatkan kualitas artistik yang lebih dari komposisi sebelumnya.
Dalam kegiatan aransemen, komposisi musik yang dibuat dapat menyangkut komposisi musik vokal atau komposisi musik untuk permainan alat musik. Untuk musik vokal, arranger dapat menyusun komposisi musik dari satu melodi asli yang di bentuk / ditambahkan menjadi dua bahkan sampai enam suara.
Untuk permainan alat musik, biasanya arranger dapat menggubah komposisi musik untuk sajian musik solo atau musik ansambel. Misal, musik solo instrumen di gubah menjadi bentuk musik band atau musik orkestra.
Memainkan Instrumen Musik
Kegiatan membuat aransemen musik tentu sangat terbantu apabila seorang arranger juga memiliki kemampuan memainkan alat musik. Dengan memainkan alat musik, seorang arranger akan lebih mudah mendapatkan bentuk harmoni lagu dan ide lagu yang akan diarransemennya. Instrumen musik yang setidaknya akan membantu dalam pengembangan arransemen dan akan dipelajari dalam bab ini adalah instrumen gitar, piano dan alat musik ritmis.
A. Gitar
Gitar, secara luas sudah dikenal di masyarakat, merupakan alat musik yang dapat dimainkan secara tunggal (solo) maupun secara bersama sama (ansambel). Jenis gitar ada beberapa macam antara lain, gitar bass gitar akustik, gitar elektrik dll. Pada materi ini akan dipelajari bagaimana memainkan gitar akustik.

Gitar adalah termasuk jenis instrumen chordophone yang dimainkan dengan cara dipetik. Sejarah instrumen ini sudah ada dari jaman dahulu, yang kemudian dikembangan atau disempurnakan oleh orang Spanyol yaitu Antonio de Torres Jurado (1817-1892). Standar gitar yang dikembangkan Torres digunakan sampai sekarang, yaitu dengan enam buah dawai atau senar. Senar pada gitar dihitung yang pertama mulai dari bawah dan bila dipetik tanpa ditekan (opened-strings), setiap senar akan menghasilkan nada secara tangganada natural :
• Senar 1 menghasilkan nada mi ( e” )
• Senar 2 menghasilkan nada si ( b’ )
• Senar 3 menghasilkan nada sol ( g’ )
• Senar 4 menghasilkan nada re ( d” )
• Senar 5 menghasilkan nada la ( a )
• Senar 6 menghasilkan nada mi ( e )

Nada-nada pada gitar
Bila diperhatikan, pada gitar terdapat bidang tekan jari (fingerboard) yang dibagi atas ruas-ruas (frets). Pada bidang ruas-ruas inilah terletak nada-nada apabila ditekan dan dipetik. Seorang pemain gitar harus mengetahui letak nada-nada pada bidang ruas-ruas tersebut untuk bisa memainkan melodi.
Cara memetik senar dapat dilakukan dengan teknik apoyando (rest stroke) atau dengan teknik Tirando / al aire (free stroke). Apoyando adalah teknik memetik gitar dengan jari, dengan arah petikan sejajar posisi senar hingga jari tertahan disena berikutnya setelah memetik. Sedangkan Tirando adalah teknik memetik gitar dengan jari, dengan arah petikan menjauhi senar atau mengayun ke bagian telapak tangan.
B. Piano
Selain sebagai nama dinamik lagu, Piano juga merupakan sebuah nama instrumen musik. Instrumen piano sendiri disempurnakan oleh Bartolomeo Christofori dari Padua, Italia pada tahun 1720. Pada masa Christofori, piano di juluki Grave cembalo col piano e forte yang artinya harpsichord dengan papan tuts lembut dan bersuara keras.
Secara jenisnya, piano dibedakan menjadi, Grand Piano dan Upright Piano. Namun mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat, instrumen piano sudah berkembang menjadi keyboard.
Keyboard (bhs. Ind : kibor) adalah sebuah alat musik yang dimainkan seperti piano, hanya kibor bisa memainkan beragam suara, seperti terompet, flute, gitar, biola, sampai perkusi-perkusian. Dan kibor juga bisa bermain layaknya sebuah band. Kibor, juga bisa dimainkan seperti bermain organ atau piano dan lebih praktis karena lebih mudah dibawa ke mana-mana.
Jangkauan nada-nada dalam piano lebih luas dari pada gitar. Untuk piano besar, yang memiliki 88 tuts jangkauan nadanya sekitar 7 – 8 oktaf. Sama seperti pianika, piano terdiri atas tuts-tuts putih dan hitam yang menghasilkan nada tertentu.
Piano Dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan jari tangan kanan dan jari tangan kiri. Posisi jari tangan kanan harus lengkung seperti memegang bola. Telapak tangan tidak boleh mengenai siku-siku.











Daftar Pustaka:
Kodijat, Latifah. 1983. Istilah-Istilah Musik. Jakarta : Djambatan.
Edmund Prier, Karl. 1993. Sejarah Musik Jilid 1 dan 2. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.
Mack, Dieter. 1994. Ilmu Melodi. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.
Edmund Prier, Karl. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.
Napsirudin, Drs, Dkk. 1996. Pendidikan Seni. Jakarta: Yudhistira.
Pradoko, Susilo. 1998. Teori Musik Dasar. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Wicaksono, HY. 1998. Ilmu Bentuk Analisis Dasar. Yogyakarta ; Fakultas Bahasa dan Seni, Uniersitas Negeri Yogyakarta
Dahlan, M, dkk. 2003. Kamus Induk Istilah Ilmiah. Surabaya : Target Press.
Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius.
Kusumawati, Heni, dkk. 2004. Solfegio Dasar. Yogyakarta : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Hardjana, Suka. 2004. Esai dan Kritik Musik. Yogyakarta : Galang Press.
Hardjana, Suka. 2004. MUSIK : antara Kritik dan Apresiasi. Jakarta : KOMPAS Press.
Kusumawati, Heni. 2004. Komposisi Dasar. Yogyakarta : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Wicaksono, H.Y. 2004. Praktik Individual Mayor I Gitar. Yogyakarta : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Jogjaningrum, Drijastuti. 2004. Rancangan Vokal Dasar. Yogyakarta :Fakultas Bahasa dan Seni.
Kartono, Ario. 2005. Berkreasi Seni. Bandung : Ganeca Exact.
Ali, Matius. 2006. Seni Musik SMA untuk kelas XI dan XII. Jakarta : ESIS Erlangga.
Kristianto, Jubing. 2005.Gitarpedia: Buku Pintar Gitaris. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
Rangkuti, RE. 2006. Cinta Tanah Air, Mengenal Lagu Wajib & Nasional . Jakarta : Refira.

BAB I
I. MUSIK NON TRADISIONAL NUSANTARA
Berbeda dengan musik tradisi, musik non tradisi atau yang sering disebut sebagai musik modern, tidak lahir dari budaya suatu masyarakat tertentu. Musik tersebut dibangun berdasarkan satu aturan komposisi yang jelas, seperti sistem notasi, tangganda, tekstur, serta instrumen yang dikenal masyarakat secara luas dan mudah dipelajari.
Selain itu musik modern bersifat terbuka. Artinya, komposisi dan gaya musik sangat dipengaruhi oleh berbagai pengalaman musikal para musisi dari setiap masa. Dengan demikian, kritik terhadap suatu komposisi tertentu menjadi hal yang biasa dilakukan. Tidak mengherankan, suatu komposisi atau gaya musik modern tertentu menjadi menjadi hilang atau ditinggalkan oleh masyarakat dan diganti dengan gaya musik yang baru.
A. Aliran Musik Modern
Berdasarkan sifat tersebut, para ahli musik mengkategorikan musik modern sebagai musik populer, yaitu musik yang sedang disenangi masyarakat pada kurun waktu tertentu. Contoh jenis musik populer yang berkembang di Indonesia sesuai aliran dasarnya adalah musik jazz, rock, R&B, Country, dangdut, reggae, dan pop.
1. Musik Jazz.
Musik Jazz merupakan jenis musik yang dikembangkan pertama kali oleh orang-orang Afrika – Amerika. Musik ini berakar dari New Orleans, Amerika Serikat, pada akhir abad ke- 19. Musik jazz merupakan pembauran berbagai jenis musik, antara lain blues, ragtime, brass-band, musik tradisional Eropa dan irama-irama asli Afrika. Instrumen utama yang sering digunakan pada musik jazz pada umumnya adalah piano, bass, drum, gitar, saksofon, trombon, dan trompet.
Pada awalnya, jazz merupakan musik dansa perkotaan. Ketika mulai digunakan dalam jazz, gitar pada mulanya berfungsi sebagai pemberi akor dan ritme, dalam arti sebagai pengiring belaka. Baru pada tahun 1930-an gitaris seperti eddi Lang dan Lonnie Johnson mulai memainkan melodi.
Salah satu ciri Jazz adalah permainan improvisasi yang menonjol. Oleh karena itu, para pemain jazz harus memiliki kemampuan improvisasi yang yang baik. Para musisi jazz memiliki kemampuan memainkan tangga nada dan progresi akor pada semua nada dasar.
Salah satu ciri improvisasi jazz adalah pada penggunaan sinkopasi serta tangga nada yang sering bukan dari akor yang sedang dimainkan. Didalam musik jazz, improvisasi yang keluar dari bentuk musik diatonis justru memperkaya harmoni dan menambah keindahan musiknya.
Di Indonesia, musik jazz muncul dan populer pada sekitar tahun 1920. Namun, popularitas musik ini menurun seiring dengan munculnya jenis musik lain di Indonesia, seperti musik rock dan pop. Saat ini musik jazz mulai bangkit kembali seiring dengan kemunculan musisi-musisi jazz seperti Indra Lesmana, Idang Rasidi, Ivan Nestorman, Gilang Ramadhan, Syaharani, ermi Kulit, Iga Mawarni, dan sebagainya.

2. Musik Rhythm and Blues (Rn’B)
Musik R&B terdiri atas berbagai jenis musik populer yang saling terkait. Musik rhythm and blues yang lebih dikenal dengan musik R&B memiliki beberapa genre-genre, seperti, jump blues, club blues, black rock n’ roll, soul, funk, disco dan rap.
Musik R&B dibuat dan didukung oleh sebagian besar masyarakat Afrika-Amerika pada awal 1940-an. R&B pertama kali diciptakan oleh Jerry Wexler, yang terkenal dengan Atlantic Recordnya. Istilah R&B menurut Jerry Wexler digunakan sebagai sinonim untuk musik Black Rock And Roll (musik rock n roll yang dimainkan oleh orang kulit hitam).
Harmoni musik R&B berakar dari blues dan boogie-woogie, namun memiliki ritme yang lebihdinamis dan variatif. Piano dan gitar elektrik adalah pengiring yang harus ada. Mengikuti perkembangan zaman, musik R&B telah mendapat pengaruh dari jenis musik lain seperti musik jazz dan rock sehingga berkembang menjadi jenis musik yang berbeda dari komposisi aslinya.
Di Indonesia, musik R&B mulai muncul sekitar tahun 1990-an. Musik ini terus berkembang hingga sekarang. Beberapa musisi Indonesia yang membawakan jenis musik R&B antara lain, Glen Fredly dan Rio Febrian.

3. Musik Pop
Musik ini berkembang di Indonesia sekitar tahun 1960-an dan banyak digemari masyarakat khususnya kaum muda atau remaja. Grup musik pop sering disebut dengan sebutan band yang menggunakan peralatan elektronik atau modern. Instrumen yang wajib ada dalam bentuk grup sederhanannya antara lai, Drum, gitar melodi dan rhythm, piano, dan bass gitar.
Salah satu ciri musik pop adalah penggunaan ritme yang terasa bebas.dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bass. Komposisi melodinya juga mudah dicerna. Biasanya, para musisinya juga menambahkan aksesori musik dan gaya yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan pemahaman bagi para penikmatnya.
Musik pop dibedakan atas musik pop anak-anak dan musik pop dewasa. Musik pop anak umumnya memiliki bentuk yang lebih sederhana dan memiliki syair yang lebih pendek. Selain itu, komposisi musiknya tidak terlalu kompleks dengan rentan nada yang tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Tema syair musik pop anak-anak biasanya berkisar pada hal-dal yang mendidik, seperti mencintai orang tua, Tuhan, Sekolah, dan Tanah Air.
Sebaliknya, musik pop dewasa umumnya lebih kompleks dengan alunan melodinya lebih bebas dengan improvisasinya lebih banyak, namun ringan. Tema-tema syairnya pun lebih bervariasi, dari kehidupan remaja, percintaan, sampai masalah kritik sosial.
Beberapa musisi dan grup band pop indonesia antara lain, Titiek Puspa, Chrisye, Katon Bagaskara, Melly Goeslaw, grup band Peterpan, Ada Band, Kla Project dan sebagainya. Serta dengan artis indonesia antara lain, Kris dayanti, Ari laso, Ruth Sahanaya, dan lain-lain.

4. Musik Rock
Jenis musik ini awalnya di Indonesia mendapat kritik dan cercaan masyarakat, termasuk di Amerika sendiri tempat tumbuhnya musik ini. Namun pada akhirnya dalam perkembangannya, musik rock dapat diterima sebagai musik zaman sekarang (musik modern).
Musik Rock adalah jenis aliran musik yang dipengaruhi dari pola boogie-woogie sebagai kesinambungan blues dan berakar dari musik country. Penemunya adalah Fat Domino. Instrumen musik yang dominan pada musik rock adalah gitar dengan efek distorsi yang keras serta amplifier-nya, bass & gitar elektrik merupakan instrumen yang dipelopori oleh merk Fender pada tahun 1951. Piano dan organ elektrik, synthesizer, dan drum set merupakan instrumen yang turut melengkapinya.
Dalam perkembangannya, musik rock memiliki beberapa aliran atau jenis genre yang diantaranya metal, punk, alternative, grunge. Di Indonesia sendiri musik rock berkembang dengan pesat dan terkenal dari tahun 70-an dengan grupnya antara lain, God Bless, Rawe Rontek, Gang Pegangsaan, dan lain-lain. Perkembangan musik Rock tidak lepas juga dari produksi rekaman Log Zelebour dibawah naungan logiss record-nya. Walau kemudian sempat meredup beberapa waktu, musik ini bangkit kembalai di tahun 200-an. Beberapa musik band rock yang berkembang akhir-akhir di Indonesia antara lain Seuries, Boomerang, Jamrud, Edane, dan sebagainya.

5. Musik Country
Musik ini sering disebut juga Country and Western, yang merupakan salah satu genre besar pada musik populer terutama di negeri Amerika serikat. Jenis musik modern ini bersumber dari musik rakyat (folk song) atau musik tradisional yang berasala dari Appalachia di kawasan pegunungan selatan Amerika Serikat.
Cikal bakal musik ini adalah dari lagu-lagu rakyat yang dibawa nenek moyang mereka para imigran dari kepulauan Inggris. Jauh sebelum ada industri musik maupun media elektronika, para imigran tersebut telah terbiasa menghigbur diri dengan menyanyikan lagu-lagu tersebut lengkap dengan iringan musik dan tariannya. Dengan instrumen banjo (sejenis gitar) yang memiliki peran dan sebagai instrumen iringannya.
Di Indonesia sendiri, musik Country telah masuk pada sekitar awal tahun 1980-an. Namun popularitas jenis musik ini berkurang seiring dengan berkembangnya musik pop dan rock. Musisi country Indonesia yang terkenal adalah Rahmat Kartolo dan Tantowi Yahya.

6. Musik Reggae
Reggae merupakan irama musik yang berkembang di Jamaika. Reggae mungkin jadi bekas di perasaan lebar ke menunjuk ke sebagian terbesar musik Jamaika, termasuk Ska, rocksteady, dub, dancehall, dan ragga. Barangkali istilah pula berada dalam membeda-bedakan gaya teliti begitu berasal dari akhir 1960-an.

Reggae berdiri di bawah gaya irama yang berkarakter mulut prajurit tunggakan pukulan, dikenal sebagai “skank”, bermain oleh irama gitar, dan pemukul drum bass di atas tiga pukulan masing-masing ukuran, dikenal dengan sebutan “sekali mengeluarkan”. Karakteristik, ini memukul lambat dari reggae pendahuluan, ska dan rocksteady.

B. Musik Dangdut
1. Musik Dangdut
Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.
Penyebutan nama “dangdut” merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.




Gendang atau tabla, salah satu alat musik utama dangdut


C. Musik POP Nusantara
Selain jenis aliran musik modern diatas, masih terdapat bentuk dan jenis musik non tradisional Nusantara, yakni musik keroncong, musik perjuangan dan musik campursari.
1. Musik Keroncong
Keroncong adalah sejenis musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado. Sejarah keroncong di Indonesia dapat ditarik hingga akhir abad ke-16, di saat kekuatan Portugis mulai melemah di Nusantara. Keroncong berawal dari musik yang dimainkan para budak dan opsir Portugis dari daratan India (Goa), Tugu (Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal|Sunda Kelapa} serta Maluku. Bentuk awal musik ini disebut moresco, yang diiringi oleh alat musik dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu.
Didalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya[1]. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musik rock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya musik Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang.

ALAT-ALAT MUSIK KERONCONG
Dalam bentuknya yang paling awal, moresco diiringi oleh musik dawai, seperti biola, ukulelel, serta selo. Perkusi juga kadang-kadang dipakai. Set orkes semacam ini masih dipakai oleh keroncong Tugu, bentuk keroncong yang masih dimainkan oleh komunitas keturunan budak Portugis dari Ambon yang tinggal di Kampung Tugu, Jakarta Utara.
Pem-“pribumi”-an keroncong menjadikannya seni campuran, dengan alat-alat musik seperti:
• sitar India
• rebab
• suling bambu
• gendang, kenong, dan saron sebagai satu set gamelan
• gong.
Saat ini, alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong mencakup
• ukulele cuk, berdawai 3 (nilon), urutan nadanya adalah G, B dan E;
• ukulele cak, berdawai 4 (baja), urutan nadanya A, D, Fis, dan B. Jadi ketika alat musik lainnya memainkan tangga nada C, cak bermain pada tangga nada F (dikenal dengan sebutan in F);
• gitar akustik (Ukulele dan Gitar menggantikan Sitar);
• biola (menggantikan Rebab);
• flute (mengantikan Suling Bambu);
• celo;
• kontrabas (menggantikan Gong)
Penjaga irama dipegang oleh ukulele dan bas. Gitar dan selo mengatur peralihan akord. Biola berfungsi sebagai penuntun melodi, sekaligus hiasan/ornamen. Flut mengisi hiasan, yang melayang-layang mengisi ruang melodi yang kosong.
Bentuk keroncong yang dicampur dengan musik populer sekarang menggunakan organ serta synthesizer untuk mengiringi lagu keroncong.

h. Musik Perjuangan
Pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia, komponis pejuang Indonesia turut berperan dalam perjuangan kemerdekaan dengan menciptakan komposisi lagu yang disebut dengan lagu-lagu perjuangan. Lagu-lagu perjuangan dapat membangkitkan semangat juang untuk membela tanah air, misalanya lagu-lagu yang sudah ditetapkan sebagai lagu-lagu wajib Nasional.
Ciri-Ciri lagu perjuangan:
• kebanyakan diciptakan pada masa perjuangan sekitar tahun 1945 – 1950
• Syair lagu biasanya dapat membangkitkan semangat perjuangan.
Bentuk komposisi lagu perjuangan ada dua macam, yakni lagu perjuangan dengan semangat berkobar (bentuk Mars), dan lagu-lagu yang menyentuh perasaan (bentuk Hymne).

i. Musik Campursari
Istilah campursari dalam dunia musik nasional Indonesia mengacu pada campuran (crossover) beberapa genre musik kontemporer Indonesia. Nama campursari diambil dari bahasa Jawa yang sebenarnya bersifat umum. Musik campursari di wilayah Jawa bagian tengah hingga timur khususnya terkait dengan modifikasi alat-alat musik gamelan sehingga dapat dikombinasi dengan instrumen musik barat, atau sebaliknya. Dalam kenyataannya, instrumen-instrumen ‘asing’ ini ‘tunduk’ pada pakem musik yang disukai masyarakat setempat: langgam Jawa dan gendhing




II. INSTRUMEN MUSIK MODERN NUSANTARA
Lagu-lagu musik modern Nusantara dapat dikelompokkan berdasarkan jenis aliran dan gaya komposisi musiknya.
1. Lagu jazz, contoh : Selalu denganmu yang dinyanyikan Tompi.
2. Lagu R&B, contoh : Dia yang Kupilih yang dinyanyikan Rio Febrian.
3. Lagu Pop, contoh : Ayat-ayat Cinta yang dinyanyikan Rosa.
4. Lagu Rock, contoh : Rocker juga manusia yang dinyanyikan Seuries.
5. Lagu Country, contoh : Aryati yang dinyanyikan oleh Tantowi Yahya.
6. Lagu Dangdut, contoh : Rekayasa Cinta yang dinyanyikan Camelia Malik.
Pada musik non tradisional Nusantara juga melibatkan instrumen atau alat-alat musik tertentu. Intrumen itu dibagi menjadi bagaimana cara memainkanya. Instrumen atau alat-alat yang digunakan pada musik modern Nusantara berikut deskripsinya, antara lain:
Instrumen Musik di petik (Gitar)
Gitar adalah alat musik yang paling terkenal di seluruh dunia. Alat musik ini dimainkan dengan cara yang berbeda-beda menurut tipe atau jenisnya. Di antara sekian banyak tipe gitar, jenis gitar klasik adalah salah satu alat musik yang digunakan terutama untuk membawakan karya-karya solo musik klasik. Untuk memperoleh deskripsi umum tentang gitar klasik marilah kita simak sejarah, konstruksi, teknik permainan, sistem pendidikan, dan pemain-pemainnya.






Instrumen musik Gesek (biola)








Biola adalah sebuah alat musik gesek berdawai yang memiliki empat senar yang disetel berbeda satu sama lain dengan interval sempurna kelima. Nada yang paling rendah adalah g dan biola memiliki nada tertinggi di antara keluarga biola, yaitu viola, cello dan contrabass.

Alat musik gesek berdawai yang lainnya, bas, secara teknis masuk ke dalam keluarga viol. Notasi musik untuk biola hampir selalu menggunakan atau ditulis dengan kunci G. Sebuah nama yang lazim dipakai untuk biola ialah fiddle, dan biola seringkali disebut fiddle jika digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional.

Di dalam bahasa Indonesia, orang yang memainkan biola biasa hanya disebut pemain biola, belum ada istilah khusus untuk hal tersebut. Hanya saja secara bahasa Inggris sering disebut Violist. Orang yang membuat atau membetulkan alat musik berdawai disebut luthier.

Alat musik yang termasuk di dalam keluarga biola dimulai di Italia pada abad ke-17. Keluarga tersebut beranggotakan empat instrumen, biola, viola, cello, dan bass. Kumpulan alat musik ini tergolong sebagai alat musik gesek atau alat musik berdawai yang dimainkan dengan digesek.
Instrumen Musik di Tekan





Piano adalah alat musik yang dimainkan dengan jari-jemari tangan.
Pada saat awal-awal diciptakan, suara piano tidak sekeras piano abad XX-an, seperti piano yang dibuat oleh Bartolomeo Cristofori (1655 – 1731) buatan 1720. Pasalnya, tegangan senar piano kala itu tidak sekuat sekarang. Kini piano itu dipajang di Metropolitan Museum of Art di New York.

Meskipun siapa penemu pertama piano, yang awalnya dijuluki gravecembalo col piano e forte (harpsichord dengan papan tuts lembut dan bersuara keras), masih menjadi perdebatan, banyak orang mengakui, Bartolomeo Cristofori sebagai penciptanya. Piano juga bukan alat musik pertama yang menggunakan papan tuts dan bekerja dengan dipukul. Alat musik berprinsip kerja mirip piano telah ada sejak 1440.

Piano sendiri lahir dari keinginan untuk menggabungkan keindahan nada clavichord dengan kekuatan harpsichord. Hasrat itu mendorong Marius dari Paris (1716), Schroter dari Saxony (1717), dan Christofori (1720) dari Padua, Italia, untuk membuat piano. Namun, hasil utuh dan lengkap Cuma ditunjukkan Bartolomeo Christofori. Dari piano ciptaan pemelihara harpsichord dan spinet (harpsichord kecil) di Istana Florentine – kediaman Pangeran Ferdinand de’Medici – inilah piano modern berakar.

.Sebuah perkembangan nyata di abad XX (berawal di tahun 1930-an) adalah kehadiran piano elektronik (atau piano listrik), yang didasarkan pada teknologi elektroakustik atau metode digital. Nada suaranya terdengar melalui sebuah amplifier dan loudspeaker.

Dari sisi mutu suara, piano elektronik nyaris tak ada bedanya dengan piano biasa. Perbedaan terletak pada berbagai fitur yang melengkapinya. Fitur itu tentu tidak ada sama sekali dalam piano biasa. Misalnya, bisa dihubungkan dengan perangkat MIDI, komputer, alat rekam; memiliki pengatur volume, tusuk kontak untuk pendengar kepala; dan sebagainya.

Intrumen Musik Tiup
Alat musik tiup adalah suatu alat musik yang mengandung suatu jenis penalun (resonator), biasanya suatu tabung, yang kolom udara di dalamnya digetarkan dengan cara meniup ke atau melalui suatu tempat di ujung penalun. Titinada (pitch) getaran ditentukan oleh panjang tabung dan modifikasi manual panjang efektif kolom getar udara.
CARA MEMPEROLEH NADA
• Mengubah panjang kolom udara getar dengan mengubah panjang efektif tabung dengan menutup atau membuka lubang di sisi tabung. Ini dapat dilakukan dengan menutup lubang dengan jari atau menekan suatu kunci yang akan menutup lubang. Metode ini digunakan oleh hampir semua alat musik tiup kayu (woodwind instrument).
• Mengubah panjang kolom udara getar dengan mengubah panjang tabung melalui pengaturan katup (lihat katup putar dan katup piston) yang dilewati udara melalui tabung tambahan sehingga meningkatkan panjang keseluruhan tabung, dan menurunkan titinada dasar. Metode ini digunakan oleh hampir semua alat musik logam (brass instrument).
• Mengubah panjang kolom udara getar dengan memperpanjang tabung menggunakan mekanisme geser. Metode ini digunakan misalnya oleh trombon. Menggetarkan kolom udara pada berbagai harmoni tanpa mengubah panjang kolom udara.

JENIS ALAT MUSIK TIUP
Alat musik tiup dibagi menjadi dua kategori utama

• Alat musik tiup kayu (woodwind instrument)
Seruling merupakan alat musik yang bahan dasarnya dari bambu
• Alat musik tiup logam (brasswind instrument)



Flute adalah instrumen musik dari keluarga woodwind. Suara flute berkarakter lembut dan dapat dikombinasikan dengan instrumen lainnya dengan baik. Flute modern untuk profesional umumnya terbuat dari perak, emas atau kombinasi keduanya. Sedangkan flute untuk student umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.
Intrumen Musik Pukul (Perkusi)
Alat musik perkusi (disebut pula alat musik pukul atau tabuh) adalah alat musik yang menghasilkan suara dengan dipukul, ditabuh, digoyang, digosok, atau tindakan lain yang membuat objek bergetar, baik dengan suatu alat, tongkat, maupun dengan tangan kosong.

Kata ini berasal dari istilah Latin percussio (yang berarti memukul) dan percussus (kata benda yang berarti “pukulan”). Jenis alat musik yang termasuk kategori ini antara lain adalah drum set, marimba, tamborin, dll.




Drum adalah salah satu dari kelompok alat musik perkusi yang terdiri dari kulit yang direntangkan dan dipukul oleh tangan atau sebuah batang (stick). Kadang selain kulit juga digunakan bahan lain, misalnya plastik. Drum terdapat di seluruh dunia dan memiliki banyak jenis.

Dalam musik pop, rock, dan jazz, “drum” biasanya mengacu kepada drum kit atau drum set, yaitu sekelompok drum yang biasanya terdiri dari snare drum, tom-tom, bass drum, cymbal, hi-hat, dan kadang ditambah berbagai alat musik drum listrik. Orang yang memainkan drum set disebut “drummer”.
Bass drum tidak terlalu berbeda dengan tom-tom, hanya bass drum mempunyai diameter yang lebih besar, 16”, 18”, 20”, 22”, 24” dan bahkan 26” atau lebih. Pada drum set, bass drum dipukul dengan menggunakan pedal dan ditaruh dibawah. Tetapi suara bass drum tidak seperti tom-tom yang bersuara “Dung…” tetapi cenderung bersuara “Dug…” (lebih mati suaranya). Kayu bass drum cenderung lebih tebal untuk menghasilkan suara yang lebih keras.
Sedangkan simbal merupakan alat musik yang telah dimainkan sejak Zaman kuno. Alat musik ini dimainkan dengan memukul. Jenis alat musik seperti itu disebut juga perkusi. Pembuat simbal terkenal dari Turki hingga kini membuat simbal dari campuran logam dengan rumus campuran tetap dan dijaga kerahasiaannya.

III. UNSUR MUSIK MODERN NUSANTARA

Seperti pada musik tradisional Nusantara, musik non tradisional juga memiliki unsur-unsur dalam bentuk musikalnya. Unsur tersebut meliputi antara lain:
a. Bunyi
Musik adalah merupakan bagian dari bunyi yang enak didengar. Ada tiga elemen dalam bunyi musik yaitu terdiri dari:
1. Pitch
Tinggi rendah nada dalam bunyi dinamakan pitch. Pitch berkaitan erat dengan getaran yang dihasilkan dari suara manusia maupun dari alat musik. Semakin banyak getarannya, semakin tinggi nada yang dihasilkan. Pada vokal, pitch erat hubungannya dengan intonasi. Intinasi merupakan kemampuan seseorang untuk menebak / menyanyikan nada dengan tidak fals.
2. Dinamik
Dalam sebuah bentuk karya musik, dinamik mempunyai peranan untuk membuat sebuah karya semakin hidup. Dalam istilah musik dinamik merupakan suatu bentuk ilmu gaya yang yang dibuat sehingga menimbulkan keras lembut pada bagian-bagian tertentu dalam sebuah karya dengan simbol tertentu.
3. Timbre
Timbre memiliki arti sebagai warna suara. Pada suara manusia maupun alat musik juga memiliki warna suara yang berbeda-beda. Seperti pada suara manusia yang setiap individunya dapat menghasilkan karakter yang berlainan. Karakter perbedaan ini merupakan bentuk dari perbedaan timbre. Begitu juga alat musik. Sebagai contoh dua alat musik misal gitar dan piano memiliki warna nada yang sangat berbeda secara karakternya.
b. Media
Bentuk suatu karya musik pasti berhubungan dengan media. Baik menggunakan media yang dihasilkan dari suara manusia maupun media instrumen / alat musik. Fungsi media adalah sebagai bentuk untuk menampilakan suatu karya baik dari media vokal manusia, media permainan alat musik, maupun kombinasi vokal dengan alat musik.
c. Ritme
Irama sebuah lagu berhubungan erat dengan beat (ketukan), metrum (tanda birama), dan tempo (cepat lambat).
d. Beat
Dalam musik, beat merupakan lamanya suatu nada dinyanyikan atau dibunyikan. Lamanya nada dinyanyikan atau dibunyikan ini ddihitung dengan satuan ketuk. Dengan satuan ketuk, nada dapat diketahui berapa lama dinyanyikan atau dibunyikan.
e. Metrum
Irama adalah alunan-alunan dalam lagu yang dimainkan secara teratur sehingga membentuk suatu pola tertentu. Pola irama dikelompokkan berdasarkan ketukannya menjadi beberapa unit hitungan. Pengelompokkan beberapa unit hitungan ini sering disebut birama.
f. Tempo
Secara sederhana, tempo adalah kecepatan lagu, yaitu banyaknya ketukan (beat) dalam satu menitnya. Ukuran kecepatan lagu adalah dengan Metronom Maelzel ( M.M.).
c. Notasi
Dalam musik, setiap nada dilambangkan dengan bentuk not. Not-not ini berfungsi sebagai dokumentasi para komposer sehingga dapat dibaca dan dimainkan. Sebagai lambang musik, not dapat dituliskan dengan not angka maupun not balok.
d. Melodi
Melodi merupakan rangkaian dari nada-nada yang tersusun secara berurutan sehingga tinggi rendahnya diketahui. Melodi sebuah lagu dapat tersusun secara mendatar, naik, maupun turun.
e. Harmoni
Harmoni merupakan hubungan antara sebuah nada dengan nada yang lainnya. Dapat disimpulkan, Harmoni adalah keselarasan berbagai bunyi yang terkandung dalam sebuah karya musik. Harmoni meliuti interval dan akor.
f. Interval
Setiap nada memiliki jarak yang berbeda-beda dalam tangga nada. Perbedaan jarak ini dinamakan Interval. Perbedaan tinggi rendah nada dalam interval karena didasarkan atas perbandingan frekuensinya.
g. Akor
Akor adalah susunan yang minimal terdiri dari tiga nada yang dibunyikan secara serempak / bersamaan hingga menghasilkan suara yang harmonis. Akor dapat digunakan dengan instrumen tertentu seperti gitar maupun piano untuk mengiringi seorang penyanyi.
l. Tonalitas
Beberapa ahli menyatakan bahwa tonalitas berhubungan dengan tanda kunci maupun tangganada. Tonalitas adalah aspek musik yang meliputi nada, tanda birama, tanda diam, dan ornamen lainnya di sekeliling sebuah nada tonik yang menjadi nada tumpunya. Dinamakan nada tumpu karena nada ini merupakan nada yang menjadi acuan atau awal penyusunan nada-nada lain dari sebuah tangganada.
m. Tekstur
Tekstur adalah istilah yang mengacu pada jalinan bunyi atau nada. Banyaknya tekstur musik merupakan hasil gabungan dari irama, melodi, harmoni, dan komposisi. Tekstur musik dibagi menjadi tiga macam, yaitu.
• Monofon adalah suara tunggal.
• Polifon adalah bentuk beberapa melodi yang dinyanyikan secara bersama. Bentuk polifon dapat dijumpai pada pembagian suara dalam paduan suara.
• Homofon adalah merupakan bentuk musik yang terdiri dari banyak suara, yang dimainkan sehingga menghasilkan suatu bentuk komposisi karya yang menarik.
n. Gaya Musik
Istilah gaya musik mengacu pada cara penyajian melodi dari komposisi lagu. Bentuk gaya musik antaralain seperti Staccato (cara memainkan / menyanyikan terputus-putus), Legato / Legatura (cara menyanyikan / memainkan dengan menyambung tidak sampai terputus), Sforzando (bertekanan).


BAB IV
I. KREASI MUSIK NON TRADISIONAL NUSANTARA
Pada umumnya, teknik-teknik yang digunakan dalam menciptakan sebuah lagu, baik syair maupun melodi, cukup beragam. Setiap pencipta lagu (komposer) biasanya memiliki suatu teknik tersendiri dalam pembuatan karya sesuai dengan keinginnannya. Oleh karena itu, dalam teknik mencipta lagu tidak ada patokan baku yang digunakan. Semua proses dilakukan tergantung atas keinginan komposer itu sendiri.
Ide lagu muncul bisa dari keadaan sekitar atau mungkin dari perasaan sang komposer itu sendiri. Ide lagu atau syair saling bersesuaian dengan proses penciptaan melodi. Adapun teknik dalam penciptaan melodi secara garis besar adalah sebagai berikut.
1. Menentukan nada dasar.
Nada dasar sebuah melodi setidaknya disesuaikan dengan ambitus (wilayah suara) dari vokal maupun jenis instrumen yang akan diciptakan.

2. Menentukan akor.
Pada penciptaan komposisi musik, setidaknya diperlukan instrumen yang akan membantu dalam proses berkarya. Misalnya, keyboard/piano maupun gitar. Fungsi instrumen tersebut dapat sebagai pembentuk akor. Setidaknya, sebelum menciptakan sebuah melodi, terlebih dahulu di tentukan suatu sistem progresi akor. Sebagai contoh dengan progresi akor pokok.

3. Menciptakan melodi
Setela akor tersusun sesuai progresi, melodi dapat dinyanyikan atau dituliskan dalam susunan notasi, baik notasi balok maupun notasi angka. Pada proses penciptaan melodi, sebaiknya dengan proses penciptaan satu kalimat lagu sesuai dengan akor yang digunakan.



4. Menyusun frase musik
Menyusun melodi seharusnya dengan menggunakan metode ilmu bentuk musik. Karya yang baik akan terlihat jelas unsur-unsur setiap frase musik dengan penyesuaian terhadap kadens yang digunakan.

Didalam bentuk musik tidak ada penilaian benar atau salah, melainkan dengan penilaian enak didengar dan tidak enak didengar. Namun enak didengar dan tidak enak didengar juga relatif tergantung dari apresiasi dan pemahaman musikal seseorang. Ketika mendengar sebuah lagu yang dilantunkan, tentu yang terbayang dalam benak adalah melodi dan syair lagu baru kemudian akor dan iramanya.
Proses penciptaan karya musik dapat juga dilakukan berdasarkan suasana yang dibayangkan. Dari suasana itu, bentuk lagu yang berkaitan antara harmoni, melodi, syair, irama, dinamika, dan jenis instrumen yang digunakan, saling berkaitan. Sebelum mengetahui proses berkarya dengan hasil yang baik, tentunya akan lebih baik jika dapat mempelajari teori analisa ilmu bentuk musik.
I lmu bentuk musik adalah merupakan suatu gagasan atau ide yang nampak dalam pengolahan/susunan semua unsur musik dalam sebuah gagasan komposisi (melodi, irama, harmoni dan dinamika). Ide ini mempersatukan nada-nada musik serta yang paling utama adalah bagian-bagian komposisi yang dibunyikan satu persatu sebagai kerangka.
Unsur terkecil dari musik adalah nada, namun satu nada belum dapat dikatakan musik. Sekolompok nada yang menjadi satu kesatuan disebu motif. Pada umumnya, motif terdiri dari minimal dua nada dan maksimal 2 ruang birama. Bila motif ini memenuhi satu ruang birama, maka disebut motif birama. Sedangkan bila motif ini hanya memenuhi satu hitungan disebut motif mini atau motif konfigurasi.
Dasar sebuah komposisi adalah keutuhan frase lagu yang menjadi suatu periode kalimat. Hal ini dapat dicapai dengan pengulangan motif. Apabila motif-motif digabung menjadi satu unit, maka terbentuklah melodi yang selanjutnya menjadi deretan figur-figur. Figur-figur tersebut akan menjadi sebuah tema melodi yang setiap satuan motifnya dapat dikembangkan dengan cara merubah harga not tanpa mengurangi isi dari setiap biramanya.
Prosedur Berkarya
Dalam bidang penciptaan karya musik, biasanya dibutuhkan selera dan kemampuan musikal yang baik. Namun demikian, musikalitas seseorang belum cukup memberikan jaminan adanya bakat untuk mencipta. Setiap bakat dapat diasah dengan mengaplikasikan ilmu yang dipelajari.
Pengalaman membuktikan bahwa ada seseorang yang belajar permainan instrumen. Kemudian karena merasa kurang cocok, ia pindah kebidang komposisi yang ternyata hasil komposisinya sangat bagus. Kecenderungan seperti ini disebut disposisi.
Oleh karena itu, suatu proses keberhasilan dan kesesuaian suatu ilmu setidaknya diterapkan dengan praktik. Praktik yang perlu dilakukan pada komposisi sebuah karya adalah antara lain dengan menerapkan sistem sebagai berikut.
1. Menciptakan Melodi Lagu.
Sebuah nada dapat tersusun antara lain dengan menerapkan sistem ilmu bentuk musik diatas. Penyusunan nada tersebut disesuaikan dengan suasana yang dibayangkan. Misal menciptakan sebuah lagu berjudul Kereta Api. Melodi yang terjalin tentu akan bergerak mengikuti imajinasi terhadap gerak kerata api. Melodi juga diikuti pula dengan tempo dan ritme yang mencerminkan suasana tersebut.
2. Menciptakan Syair Lagu
Syair lagu merupakan ekspresi jiwa atau perasaan dari penciptanya. Seperti halnya sebuah melodi, syair lagu di buat melalui proses berimajinasi. Jika membayangkan tentang sebuah kereta api, maka syairnya juga bercerita tentang kereta api. Dengan demikian, pembuatan syair juga persis seperti pembuatan melodi. Hanya saja, untuk syair media yang digunakan adalah kata-kata.
II. PAGELARAN MUSIK

1. Pengertian Pagelaran
Pagelaran adalah suatu kegiatan dalam rangka mempertunjukkan karya seni kepada orang lain (masyarakat umum) agar mendapat tanggapan dan penilaian. Pergelaran adalah bentuk komunikasi antara pencipta seni (apresian) dan penikmat seni (apresiator). Dalam arti bahwa, para seniman menciptakan karya seni bertujuan untuk mengaktualisasi seni yang diciptakan, sedangkan bagi penikmat seni dapat menjadi bahan apresiasi.
Kegiatan pagelaran bagi siswa merupakan suatu kegiatan dalam rangka membentuk pengalaman dari kreativitas, kemampuan musikal, tanggungjawab, pengenalan jati diri terutama dalam hal karya seni.
Bentuk pagelaran dapat disajikan secara bermacam-macam. Penyajian pagelaran tunggal disebut solo, penyajian pagelaran sevra berkelompok dapat di sebut ensambel. Dalam ensambel itu sendiri dapat disesuaikan dari jumlah penyaji. Dua orang penyaji dalam pagelaran disebut duet, tiga orang penyaji disebut trio, empat orang penyaji disebut kwartet, lima orang penyaji disebut kwintet dan seterusnya, sedangkan penyaji yang tampil dalam jumlah besar bisa disebut group.
Pagelaran dapat berhasil dengan baik apabila mendapat persiapan yang matang. Untuk dapat mencapai keberhasilan yang optimal maka diperlukan adanya suatu persiapan yang meliputi:
1. pembentukan panitia
2. penjadwalan pagelaran
3. penampilan karya seni kelompok maupun individu
4. Pembentukan Panitia
Panitia adalah suatu kelompok dalam pengelolaan dan pelaksanaan terhadap bentuk kegiatan. Tujuan pembentukan panitia adalah agar dalam kegiatan terdapat organisasi yang dapat mengkoordinasikan pagelaran dengan efektif dan efisien. Kepanitian dibagi menjadi dua:

1. Steering Comitee (panitia pengarah) yang berfungsi sebagai pengarahm penasihat, dan pemberi pentujuk kepada kelompok dibawahnya dalam menjalankan tugas. Dalam hal ini bisa dari kepala sekolah, kesiswaan/pembina osis, maupun guru seni musik.
2. Organizing Comitee (panitia pelaksana) mempunyai tugas melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan secara langsung dilapangan.
Susunan dalam panitia pagelaran meliputi siswa-siswi yang memiliki tugas dan fungsi masing-masing sesuai dengan struktur kepanitiaan yang akan dibentuk. Struktur kepanitiaan secara pagelaran sederhana adalah sebagai berikut:
1. Ketua Panitia.
Tugas ketua panitia adalah untuk dapat mengkoordinasikan anggota panitia dalam memutuskan segala sesuatu yang dianggap perlu untuk kelangsungan pagelaran, membagi tugas kepada setiap koordinator, memantau kinerja kepanitiaan, serta memiliki wewenang penih terhadap anggota panitia.
2. Wakil ketua
3. Bendahara
Mempunyai tugas mengelola keuangan dalam kepanitiaan baik uang keluar maupun uang masuk atas persetujuan ketua panitia maupun wakilnya.
4. Sekretaris
Koordinator yang mengurusi surat-surat baik formil maupun non formil yang dibutuhkan dalam pagelaran, mencatat hasil dari setiap rapat (membuat notulensi) sampai dengan pembuatan prosposal.
5.Seksi-seksi
1. Seksi Publikasi, bertugas menyebarkan pemberitaan pagelaran yang akan berlangsung. Pemberitaan dapat berupa brosur, spanduk, pengumuman secara lisan dan lain sebagainya. Serta surat izin dalam mengadakan acara pagelaran.
2. Seksi Usaha (dana), bertugas mencari sumber dana maupun sponsor yang diperlukan untuk kegiatan pagelaran dan dengan menyebarkan proposal.
3. Seksi Perlengkapan dan dekorasi, bertugas dalam persiapan panggung dengan penyusunan baik dari segi tempat/ruang tata panggung, menghias panggung, sampai dari alat musik maupun kebutuhan materiil dari pagelaran.
4. Seksi Acara, bertugas menyusun acara yang akan berlangsung dalam pagelaran dengan penjadwalan yang jelas (rundown), dan dapat juga merangkap sebagai MC (Master of Ceremony).
5. Seksi Dokumentasi, bertugas mengabadikan acara pagelaran baik dengan menggunakan media foto maupun video dari setiap penampilan dalam pagelaran.
6. Seksi Konsumsi, bertugas untuk menyusun daftar menu dengan menghitung jumlah yang akan mendapatkan konsumsi, baik untuk tamu undangan, peserta pagelaran maupun panitia pagelaran itu sendiri. (seksi konsumsi dapat ditiadakan karena menyesuaikan bentuk pagelaran)
Menyusun Pagelaran
Sebelum menyusun kegiatan pagelaran, terlebih dahulu adalah menentukan tema. Penentuan tema bisa didasarkan pada jenis peristiwa monumental seperti, ulang tahun sekolah, perpisahan sekolah, dan lain sebagainya.
Karena tema adalah ide dasar pokok pagelaran, maka setidaknya sebelum mengadakan pagelaran,perlu adanya analisa latar belakang terjadinya peristiwa yang dapat diangkat menjadi tema dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Aktual
2. Singkat dan jelas
3. Waktunya terbatas
Setelah tema terbentuk, kemudian menyusun proposal yang memiliki banyak fungsi seperti, sumber pencarian dana/sponsor, pemahaman program dan rencana pelaksanaan. Proposal itu sendiri memiliki arti sebagai rencana yang dituliskan dalam bentuk rancangan kerja. Bentuk isi proposal terdiri dari:
1. Nama kegiatan
2. Latar belakang, berisi dasar yang digunakan sehingga ide pagelaran muncul.
3. Dasar Pemikiran, yaitu memuat hal-hal, surat-surat keputusan.
4. Pelaksanaan, memuat waktu pelaksanaan kegiatan pagelaran meliputi, hari, tanggal, waktu dan tempat.
5. Pelaksana, yaitu susunan kepanitiaan.
6. Anggaran, berisi rencana anggaran yang akan digunakan selama pagelaran berlangsung.
7. Acara, memuat susunan acara yang akan ditampilkan.
8. Lain-lain, surat-surat yang mendukung pelaksanaan.
9. Penutup, berisi kata penutupan dari proposal tersebut. Diakhir proposal tunjukkan dengan tanda tangan ketua panitia, sekretaris dan diketahui/ disetujui oleh steering comitee (jika dibawahi satu instansi/institusi).
Karena dalam menggelar sebuah karya musik diperlukan persiapan yang baik, maka dibutuhkan adanya suatu penjadwalan. Susunan penjadwalan kegiatan pagelaran , meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Menyiapkan pemain yang tampil baik individu maupun kelompok.
2. Mempersiapkan jenis musik dan lagu yang akan ditampilkan.
3. mengadakan General Repetion atau gladi bersih.
4. melakukan checking akhir terhadap kesiapan pagelaran baik dari panitia, pemain serta tempat pagelaran.
5. membuat draft penampilan atau susunan acara.
Apabila penjadwalan pagelaran telah selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah menyusun acara pagelaran. Untuk membuat susunan acara pagelaran, harus diketahui dengan jelas tentang:
1. Waktu pelaksanaan
2. Para pemain beserta jenis lagu yang akan dibawakan.
3. Urutan acara dengan penampilan waktu (menit) yang digunakan.
Setelah acara telah selesai disusun, kemudian yang diperlukan sebelum waktu pagelaran adalah menata tempat yang akan digunakan. Penataan ruang melibatkan seksi perlengkapan dan dekorasi bekerja sama dengan anggota-anggota yang lain. Penataan ruang harus memiliki kaidah-kaidah, antara lain sebagai berikut:
1. Keindahan dan kerapian tempat.
2. Kenyamanan dan keamanan, baik untuk peserta, panitia, maupun penonton.
3. Nilai Artistik yang tinggi.
T empat pagelaran dapat dilakukan didalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (out door). Kebutuhan tempat dapat disesuaikan dengan bentuk pagelaran. Jika memang tempat pagelaran direncanakan untuk menampung penonton yang banyak/ secara massal (bentuk konser), dapat dilakukan di luar ruangan. Sedangkan jika memang penonton dibatasi dengan tiket maupun dengan undangan (musik chamber / musik kamar), pagelaran dapat dilakukan didalam ruangan.
1. Tujuan pagelaran
1. Memberikan hiburan kepada masyarakat.
2. Menumbuhkan motivasi untuk berkarya.
3. Memperingati hari-hari besar
4. Melestarikan budaya.
5. Sebagai sarana apresiasi.
6. Untuk kegiatan amal/sosial.
1. Fungsi Pagelaran
Pagelaran mempunyai fungsi baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat yang langsung adalah sarana untuk berkreasi diri. Sedangkan manfaat tidak langsung nya adalah dapat untuk mengembangkan dan menambah kehalusan budi pekerti. Fungsi pagelaran secara umum adalah sebagai berikut:
1. sebagai sarana pengembangan bakat.
2. sebagai media ekspresi.
3. sebagai media apresiasi.
4. sebagai media komunikasi.



Daftar Pustaka:
Kodijat, Latifah. 1983. Istilah-Istilah Musik. Jakarta : Djambatan.
Edmund Prier, Karl. 1993. Sejarah Musik Jilid 1 dan 2. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.
Mack, Dieter. 1994. Ilmu Melodi. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.
Edmund Prier, Karl. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.
Napsirudin, Drs, Dkk. 1996. Pendidikan Seni. Jakarta: Yudhistira.
Pradoko, Susilo. 1998. Teori Musik Dasar. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Wicaksono, HY. 1998. Ilmu Bentuk Analisis Dasar. Yogyakarta ; Fakultas Bahasa dan Seni, Uniersitas Negeri Yogyakarta
Dahlan, M, dkk. 2003. Kamus Induk Istilah Ilmiah. Surabaya : Target Press.
Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius.
Kusumawati, Heni, dkk. 2004. Solfegio Dasar. Yogyakarta : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Hardjana, Suka. 2004. Esai dan Kritik Musik. Yogyakarta : Galang Press.
Hardjana, Suka. 2004. MUSIK : antara Kritik dan Apresiasi. Jakarta : KOMPAS Press.
Kusumawati, Heni. 2004. Komposisi Dasar. Yogyakarta : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Wicaksono, H.Y. 2004. Praktik Individual Mayor I Gitar. Yogyakarta : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Jogjaningrum, Drijastuti. 2004. Rancangan Vokal Dasar. Yogyakarta :Fakultas Bahasa dan Seni.
Kartono, Ario. 2005. Berkreasi Seni. Bandung : Ganeca Exact.
Ali, Matius. 2006. Seni Musik SMA untuk kelas XI dan XII. Jakarta : ESIS Erlangga.
Kristianto, Jubing. 2005.Gitarpedia: Buku Pintar Gitaris. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
Rangkuti, RE. 2006. Cinta Tanah Air, Mengenal Lagu Wajib & Nasional . Jakarta : Refira.

DIKTAT

BAB 1
BERKREASI SENI MUSIK
I. TANGGA NADA DIATONIS

A. Tangga nada perubahan
Di semester satu sudah sedikit disinggung tentang tangga nada baik tangga nada diatonis maupun pentatonis. Ketika kita bicara tangga nada maka disini kita bicarakan bentuk tangga nada.
a. Nada dasar
Tangga nada pentatonis sudah kita ketahui sebuah tangga nada yang terdiri 5 nada. Contoh bentuk tangga nada pada gemelan. Nada dalam gamelan ji – ro – lu – ma- nem ( 1-2 -3-5-6). Sebenarnya dari tangga nada itu tidak bisa bisa berubahah tetapi tetap sama yang namanya nada dasar. Nada dasar adalah sebuah nada yang menjadi titik awal dari sebuah tangga nada/ sebuah pondasi dari banguan tangga nada. Dalam gamelan subuah tangga nada akan memberikan subuah warna/ suasana yang disebut dengan pathet.
Tangga nada diatonis sangat sekali membutuhkan yang namanya nada dasar karena tangga nada natural akan di mulai dengan nada apa, nada tersebut adalah nada dasar. Tangga nada diatonis 1-2-3-4-5-6-7-1 / do-re-mi-fa-sol-la-si-do. Dari nada do samapi do kembali itu kembali ke nada dasar.
b. Interval
Interval adalah jarak nada antara nada satu dengan nada yang lain.
Dalam musik interval memiliki nilai 1 dan ½ / penuh dan setengah. Ada pertanyaan apakah tangga nada diatonis dan pentatonis nilai intervalnya sama. Nilai dari interval tetap sama yaitu ada yang bernilai 1 dan ½. Dalam semester yang lalu sudah disinggung tentang interval dengan tangga nada diatonis.
c. Kromatis
Ketika di smp dulu pasti anda sudah pernah mendapat pelajaran tentang. tanda kromatis. Tanda kromatis adalah subuah tanda yang berfungsi untuk merubah sebuah nada. Perubahan nada ini artinya interval/ frekuensi dan amplitudo dari nada itu diubah dari aslinya. Tetapi kalau dilihat dari interval artinya bahwa nada itu letaknya bergeser dengan nilai setengah.

Tanda kromatis terdiri dari tiga tanda yaitu :
a. Tanda kres ( # )
Tanda kres mempuyai untuk menaikkan nada seharga setengah. Sebagai gambaran nada yang terkena tanda kres letaknya akan naik dari sebelumnya maka hal ini akan mengurangi jarak ke nada diatasnya dan akan menambah jarak nada di bawahnya. Tanda kres ( # ) ini ketika di gunakan di nada akan mendapat akhiran is. Sebagai contoh nada D# maka namanya menjadi Dis.
b. Tanda mol (b)
Tanda mol mempuyai fungsi untuk menurunkan nada seharga setengah. Ini kebalikan dari tanda kres. Artinya ketika nada kena tanda mol maka nilai / letaknya akan berkeser ke bawah. Dan nada yang kena tanda mol akan berakhiran es. Contoh G b membacanya adalah ges.
c. Tanda pugar
Arti dari kata pugar adalah membangun kembali/ mengembalikan, maka ini nada yang kena tanda pugar nilai / letaknya akan kembali ke semula.

B. Tangga Nada Diatonis Mayor
a. Tangga nada mayor natural
Tangga nada mayor adalah sebuah tangga nada yang memiliki aturan interval 1 – 1 – ½ - 1 – 1 – 1 – ½ . Artinya dari nada do ke nada re nilai intervalnya 1 dan seterusnya. Tangga nada mayor natural dimulai dari nada C – D – E – F – G – A – B – C, maka disini nada C adalah sebagai nada dasar. Mengapa disebut dengan tangga nada natural? Karena dalam tangga nada tersebut tidak ada perubahan nilai interval. Karena dari nada C ke D nilai 1, D ke E nilai 1, E ke F nilai ½ , F ke G nilai 1, G ke A nilai 1. A ke B nilai 1, B ke C nilai ½. Dari penjelasan ini bisa ditarik sebual rumus:
1. Bahwa yang bernilai interval ½ adalah B – C dan E – F
2. Selain dari interval antar emapat nada itu nilainya adalah 1






b. Tangga nada mayor perubahan
Ketika kita menyinggung tangga nada perubahan maka disini kita menjabarkan apa yang disinggung dengan tangga nada diatonis juga disebut tangga nada dua belas. Artinya ketika kita meyusun tangga nada berdasrkan nada dasar bukan C lagi maka ada perubahan nada. Perubhan nada ini bisa kalau kita mengggunkan tanda kromatis seperti apa yang diuraikan di atas.

Ketika kita bicara tangga nada diatonis mayor sebenarnya apa yang membedakan, yang membedakan dari mayor dan minor adalah susunan aturan interval dari keduanya. Kalau nadanyapun tetap sama yang akan dimulai dari nada do sebagai nada dasarnya.
Di semester I, kita telah belajar tentang tonalitas atau pengorganisasian musik berdasarkan sebuah nada tumpu. Misalnya, tonalitas dalam kunci C. Kita juga telah belajar tentang dasar-dasar penulisan notasi baik notasi angka maupun notasi, balok dalam tangga nada natural (C). Pada bagian ini, kita akan belajar tentang penulisan notasi dalam tangga nada atau kunci lainnya. Dalam seni musik, tangga nada dapat juga dibuat dari nada dasar lain. Misalnya, nada dasar G, D, atau F. Caranya dengan menempatkan tanda-tanda kromatis pada paranada atau pada nadanya. : Tanda-tanda kromatis itu terdiri dari:
Tangga nada baru yang disusun sangat tergantung pada banyaknya tanda kres atau tanda mol yang kita berikan setelah tanda kunci G. Dengan kata lain, banyaknya tanda kres atau tanda mol yang ditempatkan setelah tanda kunci G, menentukan nada dasar dari lagu tersebut. Perhatikan tabel berikut !

No Jumlah Tanda Kres Nama Nada Dasar Jumlah Tanda Mol Nama Nada Dasar
1 1# G 1 b F
2 2# D 2b Bes
3 3# A 3b Es
4 4# E 4b As
5 5# B 5b Des
6 6# Fis 6b Ges
7 7# Cis 7b Ces

Untuk mempermudah menghafal tangga nada dengan tanda kres, kita menggunakan lingkran kwin. Dalam lingkaran kwin ini, terdapat nada-nada dasar dari tangga nada kres. Nada-nada dasar ini dibentuk dari nada kelima dari nada dasar sebelumnya.
1. Jika tangga nada dengan nada dasar C dinaikkan satu kres maka nada dasar tangga nada baru itu adalah nada kelima setelah nada C, yakni nada G.
2. Jika tangga nada dengan nada dasar G dinaikan satu kres maka nada dasar tangga nada baru ini adalah nada kelima setelah nada G, yakni nada D. Demikian seterusnya.
Untuk mempermudah menghafal tangga nada dengan tanda mol, kita menggunakan lingkaran kwart. Dalam lingkaran ini, terdapat nada-nada dasar dari tangga nada kres. Nada-nada dasar ini dibentuk dari nada keempat dari nada dasar sebelumnya. Sebagai contoh, jika tangga nada dengan nada dasar C diturunkan satu mol maka nada dasar tangga nada baru ini adalah nada keempat setelah nada C, yakni nada F. Demikian pula, jika tangga nada dengan nada dasar F diturunkan satu mol maka nada dasar tangga nada baru ini adalah nada keempat setelah nada F, yakni nada Bes. Demikian seterusnya.
Pada pelajaran ini, kita hanya akan belajar penulisan notasi dengan menggunakan satu kres dan satu mol. Nada dasar tangga nada satu kres ini adalah G atau do: G, sedangkan nada dasar satu mol adalah F.
1. Do = G berarti nada G (sol) pada tangga nada C berubah menjadi nada do pada tangga nada G. Pada paranada untuk nada-nada tangga nada G, tanda kres terletak pada garis kelima. Dengan tanda ini, setiap nada F dalam paranada itu mendapat perubahan. Nada F naik ½ laras menjadi Fis. Hal ini disebabkan karena jarak E ke F harus selaras.

2. Do = F berarti nada F (fa) pada tangga nada C berubah menjadi nada do pada tangga nada F. Pada para nada untuk nada-nada tangga nada F, tanda kres terletak pada garis ketiga. Dengan tanda ini, setiap nada B rialam paranada itu mendapat perubah-n. Nada B turun ½ laras menjadi Bes. Hal ini disebabkan karena jarak A ke B harus i laras.

C. Tangga Nada Diatonis Minor
a. Tangganada minor asli

Tangga nada minor adalah tangga nada yang memiliki interval setiap nadanya adalah 1 - ½ - 1 - 1 - ½ - 1 - 1 . Bentuk sistem tangganada minor dimulai dari nada A, karena tangganada A minor adalah tangganada yang setiap nadanya tidak mendapatkan tanda aksidental dan disebut sebagai tangga nada minor Natural.



Untuk menyusun tangga nada baru, sistem yang digunakan sama seperti tangganada Mayor yaitu dengan membagi menjadi dua tetrakord. Perbedaannya hanya pada prinsip intervalnya saja.
Sebagai gambaran untuk memudahkan meyusun tangga nada minor perubhan bisa dilihat tabel di bawah ini :
No Jumlah Tanda Kres Nama Nada Dasar Jumlah Tanda Mol Nama Nada Dasar
1 1# E 1 b D
2 2# B 2b G
3 3# Fis 3b C
4 4# Cis 4b F
5 5# Gis 5b Bes
6 6# Dis 6b Es
7 7# Ais 7b As

b. Tangganada minor harmonis
Tangga nada minor harmonis adalah tangganada dimana nada ke tujuh dinaikkan 1 semitone sehingga memiliki pola jarak: 1 - ½ - 1 - 1 - ½ - 1½ - ½ . susunannya adalah sebagai berikut:



c. Tangga nada minor melodis
Tangga nada minor melodis adalah tangga nada dari minor asli dimana untuk susunan keatas, nada ke 6 dan ke 7 dinaikkan 1 semitone dan susunan kebawah kembali kenada semula (asli).


d. Tangga nada monir zigana
Tangga nada minor zigana adalah tangga nada minor asli dimana nada ke empat dan nada ke tujuh dinaikkan 1 semitone.














II. HARMONI SENI MUSIK

Harmoni musik adalah komposisi berbgai bunyi atau melodi yang mengiringi melodi utama. Melodi adalah rangakaian nada tertentu dengan pola ritme tertentu. Maka kalau kita bicara musik maka selain bicara vokal juga bicara musikal. Dalam musik ini pun juga di bedakan menjadi bebera jenis musik dalam konteks memainkanya.
A. Musik Irama
Irama dalam musik ini sangat penting, maka dalam sebuah musik ada alat musik yang mempuyai tugas untuk menguatkan irama ini. Dalam hal ini adalah alat musik jenis perkusi. Intrumen ini umumnya tak bernada dan dimainkan dengan cara dipukul. Salah satu intrumen perkusi yang populer adalah drum set.
Selain drum set musik jenis irama ini juga bisa dengan bantuan tidak alat tetapi ketukan, hentakan dan tepukan.
B. Musik Melodi
Dalam musik melodi ini banyak kita jumpai, artinya bahwa alat musik ini melainkan jalinan nada dari alur sebuah lagu. Alat musik ini biasanya adalah cara memaikannya selain yang dipukul. Seperti di petik, di gesek atau di tiup.
C. Musik campuran
Dalam musik campuran ini adalah penggabungan antar melodi dan irama. Untuk memaikan alat musik diperlukan cara tersendiri dengan sistem yang berbeda. Memaikan atau membuyian nada atau suara alat musik supaya menjadi harmoni dengan cara yang sederhana yaitu akord

Akor dan progresi akor.
Akor adalah paduan beberapa nada yang minimal terdiri dari tiga nada (tonik/prime (nada alas), terts dan kwint) atau lebih yang dimainkan secara serempak / bersamaan hingga menghasilkan nada yang harmonis / selaras.
Pada dasarnya, akor terdiri dari tiga buah nada, sehingga seing disebut trinada. Trinada akor terdiri dari nada alas / prime, terts dan kwin. Akor di bedakan menjadi akor Mayor dan akor minor serta akor Augmented dan akor Dominish.
Tangga nada Nilai interval
Jarak Nada 1 ke 3 2 1 ½ 1 ½ 2
Nada 3 ke 5 1 ½ 2 1 ½ 2
Jenis akor mayor minor deminis augmented

Akor dilambangkan dengan angka Romawi. Untuk akor Mayor dengan Romawi besar, sedangkan minor dengan Romawi kecil. Akor Augmented dilambangankan dengan Romawi besar dengan diberi tambahan tanda + dibelakang simbol akor, untuk akor diminish, dengan tanda bulatan kecil. Sesuai dengan lambangnya, akor juga ada nama tingkatannya, seperti pada nama tingkatan nada.
Tangga nada mayor minor
Do I Tonika Mayor Minor
Re II Super tonika Minor Deminis
Mi III Median Minor Mayor
Fa IV Sub dominan Mayor Minor
Sol V Dominan Mayor Minor
La VI Sub median Minor Mayor
Si VII Leading tone Deminis mayor
do

Akor I (tonika), IV (sub dominan) dan V (dominan) dalam tangganada mayor mempunyai kualitas Mayor, akor ii (supertonika), iii (median), dan vi (submedian) mempunyai kualitas minor, dan akor VII mempunyai kualitas diminish. Dalam tangganada minor harmonis, akor tonika dan subdominan adalah akor-akor berkualitas minor, akor dominan dan submedian adalah akor berkualitas Mayor.
Pada progresi akor terdapat dua bentuknya, yaitu akor pokok dan akor bantu. Akor pokok adalah akor yang terdiri dari akor tonika, sub median dan dominan. Untuk tangga nada mayor, maka akor tonika, subdominan dan dominan adalah akor-akor mayor. Sedangkan pada tangganada minor, akor tonika dan subdominan adalah akor-akor minor dan akor dominan adalah akor mayor. Contoh
~ akor pokok tangganada C mayor : akor C mayor, akor F mayor, akor G mayor.
~ akor pokok tangganada G mayor : akor G mayor, akor C mayor, akor D mayor.
~ akor pokok tangganada a minor : akor a minor, akor d minor, akor E mayor.
~ akor pokok tangganada d minor : akor d minor, akor g minor, akor A mayor.
Sedangkan akor bantu adalah terdiri atas akor-akor selain akor pokok. Akor-akor bantunya antaralain: akor supertonika, akor median, akor sub median, dan akor leding tone.
Pada permainan progresi akor, tentu dikenal sistem bentuk kadens (cadence). Seperti halnya dengan bahasa, maka musik juga memiliki pungtuasi yaitu adanya penggalan-penggalan kalimat lagu, baik pada frase pertanyaan (anteseden) maupun frase jawaban (konsekwen). Akhir dari masing-masing frase diberikan pungtuasi berupa koma maupun titik, yang disebut dengan kadens.
Sesuai dengan jenisnya kadens dibedakan menjadi
1. Kadens Sempurna (Authentic Cadence / Perfect Cadence)
Kadens ini terdiri dari progresi akor dominan ke tonika
2. Kadens Tak Sempurna (Half Cadence / Imperfect Cadence)
Kadens ini terdiri dari progresi akor tonika ke dominan dan akor subdominan ke dominan. Kadens ini sering disebut juga deceptive cadence.
3. Kadens Plagal (Plagal Cadence)
Kadens ini terdiri dari progresi sub dominan ke tonika
Kadens dan progresi akor pokok dapat dijumpai pada lagu daerah, lagu anak-anak, lagu perjuangan.


BAB II
BERKARYA SENI MUSIK
I. MUSIK VOKAL
A. Teknik Bernyanyi
Persiapan Lagu
Anda tentu telah memiliki cukup banyak karya musik berupa lagu hasil kreasi sendiri, baik secara perorangan maupun kelompok. Semuanya tentu ingin ditampilkan dalam pergelaran musik nantinya. Namun, kita perlu mempertimbangkan berapa lama pergelaran itu akan berlangsung. Jika cukup waktu, kita dapat mementaskan semua hasil karya kita. Jika tidak cukup, kita tentu harus menentukan karya-karya mana saja yang dapat ditampilkan dan mana saja yang tidak dapat ditampilkan.
Untuk itu, kita tentu harus berdiskusi bersama. Kita sebaiknya membentuk sebuah tim penilai yang independen. Tim ini bisa terdiri dari guru dan anggota kelas lain yang menurut kita cukup netral. Tim ini akan bertugas untuk melakukan pemilihan terhadap karya-karya yang nantinya akan ditampilkan.
Setelah dilakukan pemilihan, hal-hal yang perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan penyanyi. Kita perlu memilih siswa atau kelompok siswa yang akan membawakan lagu-lagu tersebut. Hal ini dapat kita capai dengan berdiskusi bersama. Kesepakatan hendaknya didasarkan atas penilaian yang objektif terhadap kemampuan setiap siswa, baik teknik vokal maupun pembawaan lagu. Siswa atau kelompok siswa yang terpilih, perlu upaya latihan untuk memperbaiki kelemahan-keiemahannya. Untuk itu, kita dapat meminta bantuan guru seni musik.
2. Menentukan iringan. Kita perlu menentukan apakah lagu--lagu tersebut perlu diiringi derigan permainan musik atau tidak. Jika perlu, kita harus memilih siswa-siswa yang akan memainkan musik pengiring tersebut beserta alat-alat musiknya. Untuk itu pula, perlu ada koordinasi antar pemain musik untuk mengaransemen iringan lagu tersebut. Kita dapat meminta guru musik untuk membimbing kegaitan ini.
3. Menentukan jadwal latihan. Kita perlu menentukan jadwal latihan yang tepat dan tentunya tidak mengganggu aktivitas sekolah maupun aktivitas pribadi setiap siswa. Dalam hal ini, perlu kedisiplinan tiap siswa untuk menaati jadwal latihan yang disepakati bersama.
4. Mempersiapkan kostum. Kita perlu mempersiapkan kostum yang cocok sesuai dengan situasi pergelaran dan kondisi siswa. Sebagai contoh, kostum untuk pergelaran malam hari tentu akan berbeda dengan kostum yang diperuntukkan bagi pergelaran di slang hari. Demikian juga dengan kondisi siswa, apakah sesuai atau tidak. Pastikan bahwa busana yang nantinya dipakai tidak akan mengganggu pergerakan peserta di atas panggung. Busana yang terlalu ketat atau kebesaran akan mengganggu kenyamanan gerakan.

Teknik Vokal
Dalam menyanyikan sebuah karya lagu dengan baik , maka seorang penyanyi dituntut untuk dapat menguasai teknik vokal dengan baik. Teknik-teknik yang digunakan dalam penampilan musik vokal meliputi, Intonasi, artikulasi, pernafasan, dan frasering.
• Intonasi.
Secara umum, intonasi diartikan sebagai lagu kalimat atau lagu suara seseorang ketika berbicara. Namun dalam musik, intonasi berarti ketepatan suatu nada (pitch). Sebagai seorang penyanyi harus mampu menyanyikan dengan intonasi yang tepat, baik untuk nada-nada tinggi maupun nada-nada rendah. Intonasi yang tepat dapat menghasilkan suara yang jernih, nyaring, serta enak didengar.
Agar mendapatkan bentuk intonasi yang baik, maka latihan pendengaran terhadap nada-nada perlu dilatih agar sensitif terhadap tinggi rendah nada. Selain itu, kontrol pernafasan turut menentukan intonasi yang baik.
Teknik-teknik melatih intonasi antara lain:
o Melakukan latihan dengan tangganada, dimulai dari tangganada natural.
o Mencoba lagu-lagu yang sesuai dengan tahapan-tahapan latihan yang sedang dilakukan.
o Melatih lagu-lagu tersebut dengan tempo yang bervariasi.
o Berlatih tebak nada menggunakan interval dekat hingga interval jauh.
o Berlatih menggunakan tangganada beserta modulasi yang digunakan.

• Pernafasan
Telah diketahui bahwa kontrol pernafasan yang baik dapat membantu dalam mencapai nada-nada tinggi maupun rendah dengan optimal. Ada tiga jenis jenis pernafasan yang digunakan dalam teknik vokal yaitu pernafasan perut, pernafasan dada, dan pernafasan diafragma.
1. Pernafasan perut
Dalam pernafasan perut, bagian tubuh yang mengembang adalah perut. Jenis pernafasan ini dapat menghasilkan suara yang sangat keras, tetapi tidak begitu baik digunakan dalam bernyanyi.
2. Pernafasan dada
Bagian yang mengembang dalam pernafasan ini adalah dada. Fungsi dari pernafasan dada adalah dapat menghasilkan nada-nada rendah. Namun kelemahannya adalah mudah kehabisan nafas.
3. Pernafasan diafragma
Teknik yang dilakukan adalah dengan cara menekan diafragma yang melintang antara rongga dada dan rongga perut sehingga posisi menjadi datar. Dalam keadaan seperti ini, posisi rongga dada membesar dan berakibat udara dengan leluasa akan mengisi paru-paru sebanyak-banyaknya. Teknik ini sangat membantu dalam bernyanyi dan tidak menggangu bagian leher, bahu, dan dada sehingga fungsi organ-organ yang lain dapat optimal. Pernafasan ini akan menghasilkan suara murni dengan nafas yang panjang. Jenis pernafasan ini sangat sesuai digunakan dalam bernyanyi.

• Artikulasi
Artikulasi merupakan cara pengucapan kata-kata dalam menyanyi sehingga mampu menciptakan dan membentuk suara dengan kata-kata yang jelas, nyaring merdu, bahkan suara yang dihasilkan akan menjadi indah.
Kemampuan artikulasi yang baik dapat dicapai dengan berlatih terus menerus. Latihan dimulai dengan berlatih pelafalan huruf-huruf vokal, yaitu a, i, u, e, o dengan jelas. Untuk menghasilkan bunyi vokal yang baik, hal-hal yang eprlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
o Mulut dibuka lebar, kira-kira selebar tiga jari yang tersusun secara vertikal.
o Rahang diturunkan serendah mungkin ketika membuka mulut.
o Gigi seri atas tertutup setengah bagian oleh bibir atas.
o Bibir bawah menekan gigi seri bawah.
o Aliran udara dialirkan kelangit-langit rongga mulut.
o Lidah tidak terlalu ditarik kebelakang untuk menghindari suara kerongkongan.
o Bibir tidak terlalu melebar kesamping.

• Frasering
Dalam menyanyikan sebuah karya lagu, pemenggalan-pemenggalan kalimat harus sesuai dengan bentuk karya dan pesan yang disampaikan dari teks lagu. Bentuk pemenggalan-pemenggalan kalimat ini disebut sebagai frasering. Dengan teknik yang telah disebutkan diatas, maka alangkah lebih baik jika lagu jelas terlihat dalam frasering nya, terutama pada letak koma dan titiknya.
Sikap Badan
Selain teknik-teknik vokal yang digunakan, sikap badan yang baik juga akan membantu dalam menghasilkan suara yang jernih. Disamping membantu pernafasan, dalam pagelaran musik, sikap badan yang baik juga akan mengundang perhatian penonton untuk mendengarkan dan memperhatikan lagu yang dinyanyikan.

Dalam hal ini sikap badan yang baik adalah sebagai berikut:
o Usahakan badan selalu tegak, baik ketika berdiri maupun duduk.
o Badan rileks tidak tegang.
o Bila berdiri, kaki sedikit dibuka, kepala tidak menunduk.
o Bila duduk, posisi duduk tidak membungkuk atau condong kebelakang .
Interpretasi (Pembawaan Lagu)
Seorang penyanyi yang baik hendaknya menampilkan luapan perasaan pencipta lagu yang dinyanyikan. Dalam hal ini, seorang penyanyi dituntut agar dapat menterjemahkan maksud dan isi yang terkandung dalam lagu dengan bentuk penterjemahan sesuai yang diharapkan oleh komposer.
Seorang penyanyi hendaknya bisa mampu meleburkan perasaannya kedalam lagu yang dibawakan. Dengan demikian, luapan perasaan dari komposer yang menciptakan lagu tersebut dapat dirasakan juga oleh seorang penyanyi.dan akhirnya dapat membawakan lagu tersebut dengan baik.
Labih jauhnya, kemampuan penyanyi dalam menginterpretasikan lagu akan menghantarkan para pendengarnya untuk turut merasakan perasaan dan keindahan lagu yang dibawakan. Bila hal ini tercapai, misi seorang penyanyi untuk menghibur sekaligus menyampaikan pesan melalui lagu dapat dikatakan sudah berhasil dengan baik.




II. Merancang Karya Musik

A. Faktor – faktor karya musik
Faktor-faktor yang dibutuhkan oleh para komponis (pencipta lagu) agar karya musik yang dihasilkan berhasil baik (mutu), antara lain seperti berikut :
a. Jiwa komponis yang tercermin pada nada-nada hasil ciptaannya;
b. Keadaan pada zamannya;
c. Memiliki cita rasa musikal;
d. Pengetahuan teknik mencipta dalam bentuk komposisi (berupa tulisan), improvisasi (ciptaan sesaat bersifat sementara), serta aransemen (memperrindah ciptaan yang telah ada dan tidak.menghilangkan bentuk asli);
e. Ide/gagasan sendiri (murni); dan
f. Terampil membaca berbagai macam bentuk nada (huruf, angka, balok).
Setiap orang bisa berkarya seni musik asal dapat memenuhi syarat dalam pembuatan karya dan memiliki ide (gagasan) serta imajinasi yang kuat.

B. Prosedur dalam Merancang Karya Musik
a. Ada ide (gagasan) dan imajinasi.
b. Menentukan bentuk atau jenis karya cipta yang diinginkan.
c. Menguasai dan menentukan unsur musik yang sesuai dengan ide/gagasan.
d. Menentukan judul dan tema lagu.
e. Menentukan nada dasar.
f. Menentukan birama.
g. Menentukan melodi (not angka/balok/akor).
h. Membuat syair atau kalimat lagu.
i. Mencantumkan nama pencipta atau arranger.

Tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Jenis Karya Cipta Musik
Ada 3 jenis karya musik yang bersumber dari gagasan dan imajinasi yang diekspresikan secara murni (tidak plagiat atau jiplakan), yaitu :
a. Komposisi adalah suatu bentuk karya yang dicipta secara tertulis dan dapat dinikmati secara abadi. Hasil komposisi tersebut dilepas untuk diperdengarkan dan dinilai oleh orang banyak (publik). Yang menentukan karya cipta tersebut bermutu atau tidaknya adalah masyarakat umum.
b. Improvisasi adalah karya cipta seni seketika, berlangsung hanya sekali, spontanitas dan tidak bersifat abadi.
c. Aransemen atau transkip adalah bentuk ciptaan yang dihubungkan dengan musik. Arti aransemen adalah susunan dan transkip adalah ahli tulis. Contoh : Komposisi untuk sebuah orkestra besar dialih tuliskan menjadi karya musik yang dimainkan dengan organ atau gitar saja.
2. Teknik (Cara)
Teknik (cara) merancang karya musik dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menyiapkan alat musik dan peralatan;
b. Memiliki koleksi lagu/musik;
c. Menentukan nada tertinggi dan terendah;
d. Menentukan nada dasar, pola irama, dan melodi pokok serta seluruh melodi;
e. Bersenandung dengan diiringi alat musik, tiap bait direkam dengan tape recorder, ditambahkan intro lagu;
f. Bunyi musik diputar dan dikoreksi;
g. Ditulis dengan notasi bait lagu dengan seluruh melodi, harmoni, akor, dan bas;
h. Setelah notasi selesai baru di bawahnya ditulis syair/kalimat lagu; dan
i. Menjadi teks/partitur sederhana.
3. Pembuatan Partitur (Teks Lagu)
Dalam membuat/menulis partitur lagu, perlu di analisis lengkap tentang :
a. Judul lagu terletak di atas dan ditulis dengan huruf besar;
b. Nada dasar lagu diletakkan di kiri atas;
c. Birama;
d. Pola irama yang dipakai;
e. Pencinta (komponis), di sebelah kanan atas;
f. Akor dengan huruf diletakkan di atas melodi;
g. Melodi dapat ditulis dengan not angka atau balok; dan
h. ditulis kalimat lagu di bawah melodi.
4. Memahami unsur Musik
Dalam menggubah/berkarya musik tidak lepas dari unsur-unsur musik. Berikut ini empat macam unsur utama musik, yaitu :
a. Melodi adalah tinggi rendahnya nada.
b. Harmoni adalah suara dua bnot atau lebih yang dimainkan sekaligus disebut juga trinada atau paduan nada.
c. Counterpoint adalah lagu tambahan yang mengiringi lagu,
d. Irama meliputi irama iringan dan irama lagu. Irama lagu adalah cepat lambatnya sebuah lagu dimainkan namun tidak sama dengan kecepatan musik (tempo).
Di samping unsur-unsur utama, ada pula unsur tambahan. Unsur tambahn tersebut meliputi : Tekstur musik (monopon, komopon, polipon); melodi (legato dan staccato); gaya musik, ritmik (ketukan, birama, aksen, tempo); dan tangga nada (mayor, dan minor).
5. Mengaransir Musik
Mengaransir adalah membuat karya musik berupa aransemen atau transkip. Aransemen berasal dari kata arrangement artinya susunan. Transkripsi artinya alih tulis. Contoh lagu orkes keroncong dialihtuliskan menjadi karya musik untuk gitar atau organ tunggal. Karya aransemen lebih representatif dibanding bentuk aslinva karena diolah, disusun, diatur, dan dirangkai lebih indah. Adapun bentuk-bentuk aransemen sebagai berikut :
a. Vokal (acapella), yang meliputi :
1) Paduan suara (anak-anak, dewasa, sejenis, campuran)
2) Ansabel vokal (duet, trio, kuartet), dan
3) Kelompok vokal.
b. Instrumentalia, meliputi : Instrumen dawai (dipetik, digesek), instrumen tiup, instrumen keyboard, dan instrumen perkusi perpaduan di antara keempat instrument.
c. Vokal dengan menggunakan iringan

 Langkah-langkah membuat aransemen :
1) Mengenal/menentukan karya musik atau lagu yang akan diaransir.
2) Menentukan kalimat lagu.
3) Menentukan harmoni, termasuk bas.
4) Menentukan melodi pokok.
5) Menulis seluruh melodi.
6) Menulis harmoni atau akord serta bassnya secara keseluruhan.


 Ketentuan pokok membuat kalimat/syair lagu :
a. Kalimat/syair lagu tidak boleh tersendat-sendat dan harus mengalir.
b. Bentuk kalimat lagu dapat berup a: bentuk bebas, syair/sajak asli dan homofoni, dimulai dengan huruf awal : yang sama (aliterasi), sajak pada baris ke-1 dan ke-3, ke-2, dan ke-4.
c. Memperhatikan tata bahasa seperti : analogi, metafora, personifikasi, dan alegori
d. Pemenggalan kata pada kalimat lagu dibuat dengan benar. Contoh: am¬boi, bang-sa, te-lun-juk, me-ra-sa-kan, ins-stru-men.
Kalimat lagu diperlukan/ditulis apabila ciptaan musik tersebut untuk dinyanyi¬kan musik vokal). Letak kalimat lagu di bawah melodi (notasi angka, balok atau akord). Seperti apa kalimat/syair lagu yang baik itu? Kalimat/syair lagu yang baik adalah: bila dinyanyikan mudah dimengerti maksudnya; mudah untuk dihafal; isinya menarik dan menyentuh hati; dan susunan, kalimat indah, lembut/halus, atau bisa puitis.

 Cara membuat atau menulis komposisi lagu, antara lain :
1) menentukan judul lagu,
2) Menentukan nada dasar,
3) Menentukan birama,
4) Menentukan (not angla, balok atau akord)
5) Menentukan pola irama,
6) mencantumkan syair/lirik atau kalimat lagu arranger (pembuat aransemen).
6. Menulis Kalimat Lagu (Syair Lagu)
Kalimat lagu disebut juga syair lagu atau lirik lagu yang merupakan bagian dari tulisan nyanyian. Menulis nyanyian (song writing) merupakan bagian dari komposisi (ciptaan musik tertulis). Setiap komposisi dengan kalimat Iagu (syair/lagu) merupakan cerminan dari karakter dan jiwa atau curahan batin dari penggubah (pencipta) atau penulis lagu (komposer).
Pada umumnya, kalimat/syair lagu adalah sebagai ungkapan perasaan, gagasan, imajinasi dari pencipta lagu saat itu, sesuai situasi dan kondisi yang mempengaruhinya.

















Daftar Pustaka

Kodijat, Latifah. 1983. Istilah-Istilah Musik. Jakarta : Djambatan.
Edmund Prier, Karl. 1993. Sejarah Musik Jilid 1 dan 2. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.
Mack, Dieter. 1994. Ilmu Melodi. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.
Edmund Prier, Karl. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.
Napsirudin, Drs, Dkk. 1996. Pendidikan Seni. Jakarta: Yudhistira.
Pradoko, Susilo. 1998. Teori Musik Dasar. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Wicaksono, HY. 1998. Ilmu Bentuk Analisis Dasar. Yogyakarta ; Fakultas Bahasa dan Seni, Uniersitas Negeri Yogyakarta
Dahlan, M, dkk. 2003. Kamus Induk Istilah Ilmiah. Surabaya : Target Press.
Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius.
Kusumawati, Heni, dkk. 2004. Solfegio Dasar. Yogyakarta : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Hardjana, Suka. 2004. Esai dan Kritik Musik. Yogyakarta : Galang Press.
Hardjana, Suka. 2004. MUSIK : antara Kritik dan Apresiasi. Jakarta : KOMPAS Press.
Kusumawati, Heni. 2004. Komposisi Dasar. Yogyakarta : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Wicaksono, H.Y. 2004. Praktik Individual Mayor I Gitar. Yogyakarta : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Jogjaningrum, Drijastuti. 2004. Rancangan Vokal Dasar. Yogyakarta :Fakultas Bahasa dan Seni.
Kartono, Ario. 2005. Berkreasi Seni. Bandung : Ganeca Exact.
Ali, Matius. 2006. Seni Musik SMA untuk kelas XI dan XII. Jakarta : ESIS Erlangga.
Kristianto, Jubing. 2005.Gitarpedia: Buku Pintar Gitaris. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
Rangkuti, RE. 2006. Cinta Tanah Air, Mengenal Lagu Wajib & Nasional . Jakarta : Refira.